Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tampaknya Amerika Serikat (AS) masih punya duit anggaran yang banyak menyusul Presiden terpilih Joe Biden menyiapkan paket stimulus fiskal pertamanya senilai 1,9 triliun dolar AS.
Rencana stimulus itu sebelumnya adalah yang pertama dari dua inisiatif pengeluaran besar yang akan diupayakan Biden dalam beberapa bulan pertama masa kepresidenannya.
"Ada RUU kedua yang diharapkan hadir pada bulan Februari (2021)" ujar Pengamat pasar modal Hans Kwee, Minggu (17/1/2021).
Baca juga: Hadapi Pandemi, Joe Biden Tingkatkan Tunjangan Pengangguran di AS, Apa Dampaknya Terhadap Rupiah?
Hans menjelaskan, RUU kedua akan membahas tujuan jangka panjang Presiden terpilih untuk menciptakan lapangan kerja, mereformasi infrastruktur, memerangi perubahan iklim, dan memajukan kesetaraan rasial.
"Pejabat senior Biden telah mengerjakan rencana stimulus ini," katanya.
Di sisi lain, dia menambahkan, rencana paket stimulus fiskal lanjutan ini membuat beberapa pihak merasa khawatir akan dijadikan sumber pemasukan negara.
"Rencana paket stimulus fiskal yang besar ini telah menaikan kekhawatiran kenaikan pajak perusahaan dan perseorangan di Amerika Serikat untuk mendanai paket stimulus tersebut," pungkas Hans.