TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di depan Dewan Rakyat (House of Commons) mendiskusikan tentang penutupan sekolah, pembatasan perjalanan serta respon garda depan UK terhadap pandemi virus corona.
Ketika ditanya apakah Johnson membuat kesalahan saat pandemi, ia berkata bertanggung jawab atas langkah pemerintah sambil menambahkan "di situasi seperti ini, di mana memiliki pilihan yang brutal dan sulit, tidak ada jawaban yang mudah dan bahkan tidak ada jawaban yang baik sama sekali."
Inilah poin-poin penting yang diucapkan PM Boris Johnson pada Rabu (27/1/2021) seperti yang dilansir Daily Express.
Pembukaan Kembali Sekolah
Siswa, orang tua, dan guru di seluruh negeri terkejut saat Johnson mengumumkan sekolah tidak akan diizinkan untuk dibuka kembali pada pertengahan Februari.
Perdana Menteri menyinggung pembukaan kembali sekolah setelah semester tengah Februari ketika ia pertama kali mengumumkan lockdown nasional ketiga di Inggris.
Namun, kali ini ia mengungkapkan sekolah tidak akan buka setidaknya sampai 8 Maret.
Baca juga: Boris Johnson Janjikan Pelonggaran Lockdown Secara Bertahap, Diawali dengan Pembukaan Sekolah
Baca juga: Boris Johnson Terapkan Lockdown Ketat di Inggris Selama 5 Pekan, akan Dibuka Kembali 8 Maret 2021
Berbicara dari House of Commons, Perdana Menteri berkata: "Jadi rencana kami tentang lockdown akan menentukan pendekatan kami untuk membuka kembali sekolah."
"Jika kami mencapai target kami untuk memvaksinasi semua orang dalam empat kelompok paling rentan dengan dosis pertama mereka pada 15 Februari dan setiap hari melihat kemajuan yang lebih besar menuju tujuan itu, maka kelompok-kelompok itu akan mengembangkan kekebalan dari virus sekitar tiga minggu kemudian, itu adalah sebelum 8 Maret."
"Karena itu, kami berharap akan aman untuk memulai pembukaan kembali sekolah mulai Senin, 8 Maret, dengan pembatasan ekonomi dan sosial lainnya dicabut setelahnya jika data memungkinkan, saat itu atau sesudahnya."
Selama briefing berita harian di Downing Street, Johnson mengatakan ingin membuka sekolah ketika bisa dipastikan pembukaan tidak akan menyebabkan lonjakan virus lagi.
Ia mengatakan, masalahnya adalah sekolah menyatukan banyak rumah tangga, yang menaikkan jumlah kasus.
Untuk membuka kembali sekolah, menurutnya ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu keberhasilan program vaksinasi massal dan dampak vaksin terhadap angka kematian.
Johnson mengatakan bukti ini hanya akan terlihat di pertengahan Februari.