TRIBUNNEWS.COM - Sebagian akses internet di Myanmar telah dipulihkan pada Minggu (7/2/2021), Channel News Asia melaporkan.
Hal itu karena pemblokiran akses web dan media sosial nasional dianggap telah gagal meredam kemarahan publik.
Aksi protes terhadap kudeta militer yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pun semakin meluas.
Adapun putusnya akses internet di Myanmar pada Sabtu (6/2/2021) merupakan perintah militer.
Netblocks melaporkan platform media sosial tidak dapat diakses hingga Minggu (7/2/2021) menjelang sore.
Namun kemudian warga yang menggunakan layanan dengan MPT, Ooredoo, Telenor and Mytel dapat mengakses data internet seluler dan Wi-Fi.
"Pemulihan sebagian konektivitas Internet dikonfirmasi di #Myanmar mulai pukul 14.00 waktu setempat pada beberapa penyedia layanan (provider) setelah pemadaman informasi," tulis organisasi pemantau keamanan siber, Netblocks di laman Twitter-nya, @netblocks.
Dilaporkan pula, sebelum sebagian akses internet dipulihkan, konektivitas di Myanmar berada pada 14 persen dari tingkat biasanya.
Untuk diketahui, pada hari kedua, warga yang mengikuti aksi protes terhadap junta militer semakin banyak.
Para demonstran memakai baju merah, bendera merah dan balon merah, yang mana warna tersebut adalah simbol yang mewakili Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi.
Dalam aksi tersebut, para demonstran serentak meneriakkan 'kami tidak ingin kediktatoran militer, kami ingin demokrasi'.
Kerumunan besar-besaran itu dari seluruh penjuru Yangon berkumpul di kota-kota dan menuju ke Pagoda Sule di jantung pusat Kota Yangon, juga titik kumpul pada protes 2007 yang dipimpin biksu Buddha dan lainnya pada tahun 1988.
Sederet polisi bersenjata dengan perisai keamanan mendirikan barikade, tetapi tidak mencoba menghentikan demonstrasi.
Beberapa demonstran menghadiahi polisi dengan bunga sebagai tanda perdamaian.
Baca juga: Analis Sebut Kudeta Myanmar karena Ambisi Pribadi Panglima Militer yang Merasa Hilang Rasa Hormat
Baca juga: POPULER Internasional: Ambisi Militer Myanmar | Kapan Pandemi Berakhir Menurut Perhitungan Ilmiah