Jumlah orang yang diketahui telah ditahan sejak kudeta menghentikan transisi menuju demokrasi telah mencapai 495 orang hingga Rabu (17/2/2021), kata Asosiasi Bantuan Myanmar untuk Tahanan Politik dalam sebuah pernyataan.
Asosiasi itu menyebut 460 orang masih ditahan.
Militer mengambilalih kekuasaan setelah komisi pemilihan umum menolak tuduhan kecurangan pemilu 8 November lalu yang dimenangkan secara meyakinkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi, memicu kemarahan dari negara-negara Barat serta aksi protes warga.
Lebih banyak demonstrasi direncanakan untuk hari Kamis - termasuk oleh kelompok mahasiswa dan pekerja dari berbagai kelompok etnis di negara yang beragam lebih dari 53 juta orang itu.
Para penentang kudeta militer sangat ragu terhadap janji junta akan menyerahkan kekuasaan setelah pemilu baru yang belum ada tanggal yang ditentukan.
Penerima Nobel Perdamaian Suu Kyi, ditahan sejak kudeta, sekarang menghadapi tuduhan melanggar Undang-Undang Manajemen Bencana Alam serta tuduhan mengimpor enam radio walkie talkie secara ilegal.
Ia akan kembali dihadapkan ke pengadilan berikutnya pada 1 Maret mendatang.
Suu Kyi, 75 tahun, menghabiskan hampir 15 tahun di bawah tahanan rumah karena upayanya untuk membawa demokrasi di Myanmar.
Militer mengatakan satu personil polisi meninggal karena luka-luka yang diderita dalam mengamankan aksi protes.
Salah satu pengunjuk rasa yang ditembak di kepala selama protes di ibukota Naypyitaw sedang ditahan dengan bantuan alat bantu medis untuk bisa bertahan hidup, tetapi dokter mengatakan dia tidak diperkirakan tidak akan mampu hidup lama.(Reuters)