News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Hasil Penelitian: Vaksin Pfizer Terbukti 94 Persen Efektif Cegah Covid-19 pada Semua Kelompok Usia

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI warga diberi vaksin - Seorang apoteker mencairkan vaksin Pfizer COVID-19 sambil mempersiapkannya untuk diberikan kepada staf dan penduduk di Goodwin House Bailey's Crossroads, komunitas lansia di Falls Church, Virginia, pada 30 Desember 2020.

Namun, varian Covid-19 baru yang disebut efektif terhadap Pfizer adalah varian virus corona yang sedang menjangkiti Israel saat penelitian.

Penelitian tidak menjelaskan apakah suntikan Pfizer akan tidak efektif terhadap varian lain, salah satunya yang sekarang dominan di Afrika Selatan.

Sejumlah vaksin corona diketahui tidak terlalu efektif melawan varian Covid-19 di Afrika Selatan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima dosis kedua COVID-19 di Sheba Medical Center di Ramat Gan, dekat kota pesisir Tel Aviv, pada 9 Januari 2021. (Miriam ALSTER / POOL / AFP)

Dari sembilan juta orang di Israel, hampir setengahnya telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer dan sepertiga diantaranya menerima dosis kedua.

Vaksinasi di Israel dimulai sejak 19 Desember lalu, hingga disebut negara dengan vaksinasi tercepat di dunia.

Ini membuat negara tersebut dijadikan lokasi utama untuk studi nyata tentang kemampuan vaksin untuk membendung pandemi.

Studi tersebut meneliti sekitar 600.000 orang yang divaksinasi terhadap kelompok kontrol berukuran sama dari orang yang tidak divaksinasi.

Para peneliti di Harvard TH Chan School of Public Health, Harvard Medical School dan Boston Children's Hospital, juga ikut dalam pengujian ini.

"Ini adalah berita yang lebih baik, mengkonfirmasikan bahwa vaksin tersebut sekitar 90 persen efektif dalam mencegah infeksi terdokumentasi pada tingkat keparahan apa pun sejak tujuh hari setelah dosis kedua," kata Peter English, konsultan pemerintah Inggris dalam pengendalian penyakit menular.

"Makalah yang baru-baru ini dipelajari dari Israel adalah studi observasional."

Baca juga: Nekat! Hacker Korea Utara Coba-coba Meretas Situs Informasi Vaksin Pfizer Milik Korsel

Baca juga: Badan Intelijen Korsel: Korut Retas Pfizer, Coba Curi Informasi tentang Vaksin & Perawatan Covid-19

May Parsons (kanan) memberikan vaksin Pfizer / BioNtech Covid-19 kepada Margaret Keenan (kiri), 90, di University Hospital di Coventry, Inggris tengah, pada 8 Desember 2020. Keenan menjadi orang pertama yang menerima vaksin di negara itu sebagai bagian program imunisasi terbesar yang pernah ada. (Jacob King / POOL / AFP)

"(Penelitian kali ini) menggunakan desain eksperimental yang dikenal sebagai studi kasus-kontrol, memberikan keyakinan yang lebih besar bahwa perbedaan antara kelompok disebabkan oleh status vaksinasi mereka, dan bukan karena beberapa faktor lain."

Studi yang diterbitkan pada Rabu itu merupakan analisis pertama dari strategi vaksinasi Covid nasional untuk ditinjau sejawat.

Studi ini juga menawarkan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana vaksin itu bertahan dalam interval mingguan, sembari mencocokkan orang yang menerima vaksin dengan yang tidak.

Pencocokan didasarkan riwayat medis, jenis kelamin, usia, dan karakteristik geografis yang serupa.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini