TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Aksi brutal aparat kepolisian Myanmar menembaki para demonstran anti-kudeta militer masih terjadi hingga hari ini, Jumat (5/3/2021).
Seperti dilansir Reuters dari keterangan saksi di lapangan, satu demonstran tewas dalam insiden di kota Mandalay Myanmar.
“Polisi menembaki di kota Mandalay Myanmar pada massa aksi protes menentang kudeta militer 1 Februari,” kata saksi dan media.
Pemuda itu ditembak di leher dan meninggal, kata media setempat.
Baca juga: YouTube Hapus Lima Saluran TV Myanmar yang Dikelola Junta Militer
Sebelumnya kerumunan besar melalui kota melantunkan: "Zaman batu sudah berakhir, kami tidak takut karena Anda mengancam kami."
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut setidaknya total 54 orang telah tewas sejak kudeta.
Sementara lebih dari 1.700 orang telah ditangkap, termasuk 29 wartawan.
Presiden Joe Biden bulan lalu menggulirkan sanksi terhadap Myanmar, pada mereka yang bertanggung jawab atas kudeta pemerintahan yang dipimpin sipil di negara Asia Tenggara itu, termasuk menteri pertahanan dan tiga perusahaan di sektor giok dan permata.