News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Lagi 3 Demonstran Tewas di Myanmar: Toko-toko dan Pabrik Ditutup 

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pengunjuk rasa (tengah) melepaskan alat pemadam kebakaran setelah polisi menembakkan gas air mata selama demonstrasi menentang kudeta militer di Mandalay pada 7 Maret 2021.

TRIBUNNEWS.COM, YANGON -- Jumlah korban tewas terus bertambah buntut aksi brutal aparat keamanan menghadapi demonstran anti kudeta militer.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (9/3/2021), tiga demonstran tewas di Myanmar pada Senin (8/3/2021), kata para saksi mata, ketika demonstran di seluruh negeri berusaha melumpuhkan perekonomian dengan aksi mogok menyusul akhir pekan penggerebekan dan penangkapan malam oleh aparat keamanan.

Toko-toko, pabrik, dan bank ditutup di kota utama Yangon.

Foto-foto yang diposting di Facebook menunjukkan mayat dua pria tergeletak di jalan di kota utara Myitkyina. 

Saksi mata mengatakan mereka yang tewas mengambil bagian dalam aksi protes ketika polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata. Beberapa orang kemudian terkena tembakan dari bangunan di dekatnya.

Satu saksi, yang mengaku  membantu memindahkan mayat-mayat itu, mengatakan kepada Reuters, dua orang ditembak di bagian kepala dan meninggal di tempat. Tiga orang lainnya terluka.

"Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata," kata saksi itu, seorang pria berusia 20 tahun.

 "Kita harus memiliki hak kita untuk memprotes secara damai."

Belum diketahui  persis  siapa yang menembaki para demonstran meskipun polisi dan militer berada di tengah aksi protes, kata para saksi.

Setidaknya satu orang tewas dan dua terluka selama aksi protes di kota Phyar Pon di Delta Irrawaddy, kata seorang aktivis politik dan media lokal.

Polisi dan militer telah menewaskan lebih dari 50 orang untuk meredam aksi demonstrasi harian dan pemogokan terhadap kudeta 1 Februari, menurut PBB pekan lalu.

Seorang juru bicara militer tidak menanggapi tentang insiden terbaru. 

Polisi di Myitkyina dan Phyar Pon juga tidak menanggapi panggilan.

Ada kerumunan orang berdemonstrasi menentang kudeta yang berkumpul di Yangon serta kota terbesar kedua, Mandalay dan beberapa kota lainnya, menurut video yang diposting di Facebook. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini