News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hampir 80% Perempuan di Dunia Pernah Alami Pelecehan via Ponsel

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pelecehan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih dalam suasana peringatan Hari Perempuan Sedunia 8 Maret, Truecaller, aplikasi identifikasi nomor telepon dan pemblokir spam kembali menjalankan inisiatif tahunan Against Harassment untuk meningkatkan kesadaran tentang pelecehan terhadap perempuan, khususnya yang melalui telepon atau SMS.

Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, Truecaller melakukan penelitian pada lima negara dengan kasus pelecehan yang tinggi, yakni Brasil, India, Kolombia, Mesir, dan Kenya.

Hasil studi menunjukkan, 80% perempuan pernah mengalami pelecehan dan gangguan melalui ponsel.

Gangguan yang dialami perempuan di negara-negara ini tidak jarang bersifat seksual. Misalnya 1 dari 3 perempuan Mesir dan 1 dari 5 perempuan India pernah menerima telpon atau SMS pelecehan secara seksual.

Baca juga: Viral Video Dugaan Pelecehan ke Wanita Muda di Hari Pemilihan, Presiden Baru Barca Beri Klarifikasi

Mayoritas telepon atau SMS yang bersifat seksual ini datang dari orang tak dikenal, dan hanya sebagian kecil pelaku yang berhasil teridentifikasi.

Contoh-contoh dari perilaku pelecehan ini adalah meminta atau menerima gambar tak senonoh, memaksa korban untuk berdiskusi tentang seks, atau memberikan komentar tak senonoh tentang penampilan atau bagian tubuh korban.

Hal yang serupa juga marak terjadi di Indonesia. Sebuah survei yang dilakukan oleh Awas Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) pada tahun 2020 menemukan sekitar 67% perempuan Indonesia mengaku menerima pelecehan seksual online selama pandemi.

Baca juga: Akui Perbuatannya, Aktor Jisoo Minta Maaf atas Tindakan Bullying dan Pelecehan Seksual di Masa Lalu

Komnas Perempuan juga menemukan bahwa pada tahun 2020, laporan pelecehan seksual siber meningkat sebanyak 348% dari tahun sebelumnya.

Dari 1.636 kasus terlapor, mayoritas merupakan ancaman untuk menyebarkan media tak senonoh (37,5%), pornografi balas dendam (15%), dan penuntutan gambar atau video tak senonoh (10,4%).

Lindsey LaMont, Director of Brand Marketing Truecaller mengatakan bahwa Truecaller menentang keras segala bentuk pelecehan terhadap perempuan.

Dia menyebut, aplikasi Truecaller membantu mengidentifikasi siapa saja yang mencoba menghubungi Anda, serta mengetahui apa niat mereka.

"Adalah komitmen kami untuk melindungi semua pengguna Truecaller dari penipuan, scam, dan pelecehan. Ini yang membuat Truecaller menjadi salah satu aplikasi terpercaya dan dapat diandalkan di dunia dalam melindungi identitas nomor HP pribadi Anda selama 12 tahun terakhir,” ujar LaMont dalam siaran pers, Selasa (9/3).

Truecaller juga mengkampanyekan gerakan #ItsNotOk di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran akan isu pelecehan seksual lewat telepon dan sms.

Baru-baru ini perusahaan mengundang empat korban pelecehan seksual ponsel untuk membagikan cerita mereka serta meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya isu ini.

Keempat perempuan pemberani ini datang dari berbagai latar belakang (ibu rumah tangga, mahasiswa, pelatih olahraga, serta karyawan) dan usia. Hasil wawancara direkam dan diunggah ke kanal YouTube Truecaller.

Dalam video tersebut, masing-masing perempuan menceritakan apa yang terjadi pada mereka, dan lebih penting lagi, bagaimana kejadian tersebut berdampak pada diri mereka.

Para pelaku juga bermacam-macam latarnya, ada yang mantan pacar, kenalan, teman sekelas, orang asing, dan bahkan penguntit di jalan. Mereka juga menganjurkan korban lain untuk speak out, mencari bantuan, dan tidak menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi.

Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Truecaller: 80% Wanita di dunia mengalami pelecehan seksual via ponsel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini