Akun Twitter Trump resmi diblokir pada Januari 2021.
Paltform media sosial berlambang burung ini menilai mantan presiden berisiko memicu hasutan untuk kekerasan.
Politicio merinci cara Trump mengungkapkan pemikirannya setelah akun Twitternya ditutup.
Trump berusaha mengirim cuitan-cuitan lewat akun lain, sebelum akhirnya diblokir juga oleh Twitter.
Pada Rabu (10/3/2021) lalu, Trump tiba-tiba merilis pernyataan melalui email mengenai vaksinasi di Amerika Serikat saat ini.
Mengutip NYPost, Trump mengatakan jika bukan karena dia, warga AS kemungkinan tidak akan pernah mendapat vaksin Covid-19.
Baca juga: Trump Minta AS Mengingat Jasanya: Jika Saya Bukan Presiden, Kalian Tidak Akan Mendapat Vaksin Corona
Baca juga: 9 April PM Jepang Dijadwalkan Temui Biden di Washington, Bahas Laut China Selatan
"Saya harap semua orang ingat ketika mereka mendapatkan Vaksin COVID-19 (sering disebut sebagai Virus China), bahwa jika saya bukan Presiden, Anda tidak akan mendapatkan 'suntikan' yang indah itu selama 5 tahun, paling banter."
"Bahkan mungkin tidak akan mendapatkannya sama sekali," kata Trump dalam sebuah pernyataan.
"Saya harap semua orang ingat!" lanjut dia.
Buku Mary Trump tentang pamannya berjudul 'Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man' diterbitkan tahun lalu dan terjual lebih dari satu juta eksemplar pada minggu pertama.
Buku itu memuat pengamatan Mary Trump terhadap pamannya sebelum terpilih menjadi presiden.
Mary yang merupakan psikolog klinis ini juga merinci dinamika keluarga yang membentuk kepribadian Trump saat ini.
Mary Trump juga menepis kemungkinan Trump mencalonkan diri untuk pemilihan kembali pada 2024.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)