News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sang Keponakan Ungkap Betapa Donald Trump Meradang karena Twitternya Diblokir

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi Donald Trump ketika mengunjungi markas kampanyenya di Arlington, Virginia, 3 November 2020. Amerika yang terpecah akan pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa di tengah pandemi terburuk dalam satu abad dan krisis ekonomi untuk memutuskan apakah akan memberi Presiden Donald Trump empat tahun lagi atau kirim Demokrat Joe Biden ke Gedung Putih. Jumlah pemungutan suara awal yang memecahkan rekor - lebih dari 100 juta - telah diberikan dalam pemilihan yang membuat negara itu gelisah dan sedang diawasi dengan ketat di ibu kota di seluruh dunia. Biden sementara mengungguli Trump dalam perhitungan sementara.

Akun Twitter Trump resmi diblokir pada Januari 2021.

Paltform media sosial berlambang burung ini menilai mantan presiden berisiko memicu hasutan untuk kekerasan.

Politicio merinci cara Trump mengungkapkan pemikirannya setelah akun Twitternya ditutup.

Trump berusaha mengirim cuitan-cuitan lewat akun lain, sebelum akhirnya diblokir juga oleh Twitter.

Pada Rabu (10/3/2021) lalu, Trump tiba-tiba merilis pernyataan melalui email mengenai vaksinasi di Amerika Serikat saat ini.

Mengutip NYPost, Trump mengatakan jika bukan karena dia, warga AS kemungkinan tidak akan pernah mendapat vaksin Covid-19. 

Baca juga: Trump Minta AS Mengingat Jasanya: Jika Saya Bukan Presiden, Kalian Tidak Akan Mendapat Vaksin Corona

Baca juga: 9 April PM Jepang Dijadwalkan Temui Biden di Washington, Bahas Laut China Selatan

Donald Trump tersenyum saat sesi pleno KTT NATO di hotel Grove di Watford, timur laut London pada 4 Desember 2019. (Adrian DENNIS / AFP)

"Saya harap semua orang ingat ketika mereka mendapatkan Vaksin COVID-19 (sering disebut sebagai Virus China), bahwa jika saya bukan Presiden, Anda tidak akan mendapatkan 'suntikan' yang indah itu selama 5 tahun, paling banter."

"Bahkan mungkin tidak akan mendapatkannya sama sekali," kata Trump dalam sebuah pernyataan.

"Saya harap semua orang ingat!" lanjut dia.

Buku Mary Trump tentang pamannya berjudul 'Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man' diterbitkan tahun lalu dan terjual lebih dari satu juta eksemplar pada minggu pertama.

Buku itu memuat pengamatan Mary Trump terhadap pamannya sebelum terpilih menjadi presiden.

Mary yang merupakan psikolog klinis ini juga merinci dinamika keluarga yang membentuk kepribadian Trump saat ini.

Mary Trump juga menepis kemungkinan Trump mencalonkan diri untuk pemilihan kembali pada 2024.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini