Pihaknya menegaskan ingin mencegah keretakan hubungan lebih lanjut.
"Duta Besar Rusia di Washington, Anatoly Antonov, telah dipanggil ke Moskow untuk konsultasi yang dilakukan dengan tujuan menganalisis apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi dalam konteks hubungan dengan Amerika Serikat," kata kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Biden mengatakan kepada ABC bahwa dia telah "berbicara lama" dengan Putin setelah menjabat pada Januari dan dia mengenalnya "dengan relatif baik."
"Pembicaraan dimulai, saya berkata, 'Saya mengenal Anda dan Anda mengenal saya. Jika saya menetapkan ini terjadi, maka bersiaplah'," kata Biden.
Pernyataan itu kontras dengan Trump yang tidak ingin mengatakan hal negatif tentang presiden Rusia tersebut.
Dalam wawancara tahun 2017 dengan Fox News, Trump ditanya tentang Putin sebagai 'pembunuh'.
Baca juga: Besok PM Jepang Divaksinasi Pertama Kali Sebelum Bertemu Biden 9 April 2021
Baca juga: Ekonomi AS Bisa Pulih Lebih Cepat oleh Langkah Joe Biden Sediakan Banyak Vaksin Covid-19
"Ada banyak pembunuh," jawabnya.
"Menurutmu negara kita begitu polos?" tanya balik Trump.
Biden mengatakan, terlepas dari pemikirannya tentang pemimpin Rusia, ada hal-hal yang menjadi kepentingan bersama.
Menurut intelijen AS, Putin dan pejabat senior lainnya "menyadari dan mungkin mengarahkan" operasi intervensi Rusia untuk mempengaruhi pemungutan suara demi kepentingan Trump.
Sebelumnya, Rusia juga dituduh mengkampanyekan Trump agar lebih unggul daripada Hillary Clinton pada pemilu 2016.
Diketahui Putin termasuk di antara para pemimpin dunia terakhir yang memberi selamat kepada presiden yang baru terpilih, Joe Biden.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)