News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Militer Thailand Bantah Pasok Beras ke Tentara Myanmar

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan keamanan Myanmar menewaskan sedikitnya 22 pengunjuk rasa anti-kudeta di Kota Hlaingthaya, areal industri di Myanmar pada Minggu (14/3/2021).

TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Militer Thailand membantah memasok beras ke unit-unit angkatan bersenjata Myanmar.

Militer juga mengatakan pada Sabtu (20/3/2021) setiap makanan yang dikirim melalui perbatasan adalah bagian dari perdagangan normal.

Militer Myanmar menghadapi kecaman internasional atas kudeta 1 Februari  dan tindakan brutal yang memakan korban jiwa demonstran yang menentang pemerintahan militer.

Setidaknya hampir 250 orang telah tewas sejak kudeta militer yang merampas kekuasaan dari Aung San Suu Kyi.

Thailand telah menyuarakan keprihatinan atas pertumpahan darah.

Baca juga: Hampir 250 Orang Tewas, Demonstran Myanmar Gelar Aksi Protes Nyalakan Lilin Malam Hari  

Bantuan langsung Thailand kepada militer Myanmar kemungkinan akan menuai kritik dari para pendukung pemerintahan yang digulingkan yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Penerima nobel perdamaian telah ditahan di Myanmar sejak kudeta.

Media Thailand melaporkan bahwa militer Thailand telah memasok 700 karung beras ke unit-unit angkatan darat Myanmar di perbatasan timur Myanmar.

Demikian media melansir seorang pejabat keamanan yang tak bersedia namanya disebutkan, yang mengatakan itu atas perintah pemerintah Thailand.

"Militer Thailand tidak memasok tentara Myanmar dan belum ada kontak dari militer Myanmar yang meminta bantuan atau menuntut bantuan apa pun dari kami karena mereka memiliki harga diri sendiri," jelas Mayor Jenderal Amnat Srimak, komandan Pasukan Naresuan,  dalam sebuah pernyataan.

"Jika ada sesuatu, saya pikir ada perdagangan reguler di perlintasan perbatasan normal," kata Amnat.

"Kami tidak menghalangi ini jika perilaku tersebut tidak melanggar hukum dan mengikuti prosedur kepabeanan."

Baca juga: Lagi, Aparat Keamanan Myanmar Tembak Mati 8 Demonstran Anti Kudeta

Seorang juru bicara pemerintah Thailand tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.

Tentara Myanmar tidak menjawab permintaan Reuters.

Media Thailand mengatakan pasokan pangan unit angkatan darat Myanmar yang dipasok di dekat perbatasan telah diputus oleh pasukan Persatuan Nasional Karen (KNU), sebuah kelompok pemberontak etnis minoritas yang menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah Myanmar pada 2012.

Seorang juru bicara KNU menolak berkomentar.

KNU telah menyatakan dukungannya di balik gerakan demokrasi Myanmar dan mengutuk kudeta dan tindakan kekerasan militer.

Baca juga: Jokowi Bakal Kontak Sultan Brunei Sikapi Situasi di Myanmar

Junta Myanmar telah memberikan pembenaran atas kudetanya  mengatakan pemilu 8 November lalu  yang dimenangkan oleh partai besutan Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi.

Militer menuding terjadi kecurangan pemilu.

Namun komisi pemilihan umum membantah tudingan itu.

Media Thailand menunjukkan foto-foto yang tampaknya kantong beras dimuat ke dalam truk di perbatasan.

Foto-foto itu juga dilihat oleh Reuters yang menunjukkan sejumlah pria,  dengan seragam kamuflase, menyeberang ke Thailand dan diperiksa suhunya.

Pergerakan antara Thailand dan Myanmar sangat dibatasi sejak merebaknya pandemi virus corona, dengan perdagangan terbatas.

Warga mengatakan kepada seorang wartawan Reuters, pernyeberangan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar itu bukanlah jalur perdagangan normal.(Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini