Laporan Achmad Firdaus Gassing, Tribunners di Rusia
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Pengadilan Rusia telah menjatuhkan hukuman dua setengah tahun penjara kepada pemimpin oposisi Alexei Navalny.
Hal ini merupakan pukulan telak bagi gerakan pro-demokrasi yang mengancam pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Alexei Anatolievich Navalny adalah politikus, pengacara, dan aktivis anti-korupsi. Dia adalah figur yang kharismatik, muda, cerdas, berani, dan progresif.
Navalny menjadi terkenal di dunia internasional dengan mengorganisir demonstrasi anti-pemerintah dan mencalonkan diri untuk mendukung reformasi melawan korupsi di Rusia, dan melawan Presiden Vladimir Putin dan pemerintahannya.
Baca juga: Bulgaria Usir 2 Diplomat Rusia karena Diduga Terlibat Spionase
Navalny mencalonkan diri sebagai Walikota Moskow pada 2013 dan mengejutkan semua orang dengan penampilan dan menyakinkan warga Moscow pada saat itu dengan jargon “Change Russia, Start with Moscow”.
Sayangnya kalah dan ada di tempat kedua. Sejak itu, Navalny dilarang berpartisipasi dalam pemilihan apapun tanpa ada alasan yang logis. Namun, bobot politiknya meningkat secara eksponensial dan sekarang menjadi penantang politik terbesar dan paling cerdas bagi Vladimir Putin.
Pada Agustus 2020, menjadi awal mimpi buruk bagi Navalny selama penerbangan dari Tomsk ke Moskow dia diracuni dengan racun saraf yang dinamakan “Novichok” yang sangat terkenal di era Uni Soviet untuk membunuh musuh.
Navalny dibawa kerumah sakit di kota Omsk dan kemudian dilarikan ke Jerman untuk mendapatkan perawatan yang maksimal. Dia menghabiskan lima bulan berikutnya di Berlin untuk dirawat dan akhirnya pulih dari efek keracunan tersebut.
Baca juga: Serangan Jet Tempur Rusia Hantam Kamp Pemberontak Suriah
Navalny menggunakan waktu pulihnya untuk menyelidiki keracunannya sendiri serta indikasi korupsi yang dilakukan oleh Vladimir Putin.
Dengan bantuan penyelidik dari Bellingcat (Jurnalisme Investigasi Inggris), Navalny dapat membuktikan bahwa ia telah diracun oleh anggota badan keamanan negara FSB (badan keamanan utama) Rusia.
Hal ini menyebabkan keributan besar di Rusia terutama di kota Moskow, karena pemerintah terlibat dalam terorisme negara terhadap warganya sendiri dan Kremlin menolak untuk membuka penyelidikan atas kasus keracunan Navalny.
Alexey Navalny adalah wajah unik dalam politik Rusia. Tidak seperti pemimpin oposisi lainnya yang diketahui, dia memiliki nyali, hal yang sayangnya hilang dari orang-orang Rusia.
Navalny benar-benar sangat menginginkan kursi tertinggi di Kremlin. Dengan niat membersihkan wajah Rusia yang di cap sebagai negara yang korup di Eropa.