Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM - Junta militer Myanmar membebaskan ratusan demonstran, Rabu (24/3/2021).
Reuters melaporkan, beberapa bus yang penuh terisi tahanan melaju keluar dari penjara Insein Yangon di pagi hari.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang tentang berapa banyak tahanan yang dibebaskan.
Seorang juru bicara militer tidak menjawab panggilan.
"Semua yang dibebaskan adalah yang ditangkap karena aksi protes, serta penangkapan malam atau mereka yang keluar untuk membeli sesuatu," kata seorang anggota kelompok penasihat hukum yang mengatakan dia melihat sekitar 15 bus keluar dari penjara.
Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan setidaknya 2.000 orang telah ditahan dalam aksi protes terhadap kudeta 1 Februari.
Sementara itu bisnis di Yangon ditutup dan jalan-jalan sepi tanggapan atas seruan aktivis anti-kudeta untuk melakukan gerakan bungkam.
Baca juga: Bocah 7 Tahun Ditembak Mati Tentara Myanmar, Duduk di Pangkuan Ayah saat Militer Masuk Rumah
Seruan aktivis pro-demokrasi untuk aksi itu membuat jalan-jalan sangat lengang dan sunyi.
"Tidak keluar rumah, tidak ada belanja di toko, tidak bekerja. Semua ditutup. Hanya untuk satu hari," kata Nobel Aung, seorang ilustrator dan aktivis, kepada Reuters.
"Penjual daging dan sayuran biasa di jalan juga tidak muncul," kata seorang warga distrik Mayangone kota.
"Tidak ada suara mobil, hanya burung."
Seorang guru di distrik Kyauktada mengatakan jalan-jalan sepi: "Tidak banyak orang di jalanan, hanya pengantar air."
Para aktivis juga telah menyerukan "aksi protes besar" pada hari Kamis (25/3/2021) besok.