News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Sudah Lebih dari 300 Orang Tewas Akibat Aksi Brutal Militer Myanmar, Sebagian Besar Ditembak Mati

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan keamanan Myanmar menewaskan sedikitnya 22 pengunjuk rasa anti-kudeta di Kota Hlaingthaya, areal industri di Myanmar pada Minggu (14/3/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, YANGON -- Sejauh ini sudah lebih dari 300 orang tewas di tangan aparat keamanan Myanmar dalam upaya untuk membungkam demonstran anti kudeta militer sejak 1 Februari lalu.

Menurut data dari kelompok advokasi dan media lokal, hampir 90 persen korban ditembak mati dan seperempat dari mereka ditembak di kepala oleh aparat keamanan.

Seorang juru bicara junta militer menyebut 164 demonstran dan sembilan anggota pasukan keamanan telah tewas per Selasa lalu. Reuters tidak dapat memverifikasi semua data secara independen.

Baca juga: Bocah 7 Tahun Ini Jadi Korban Termuda yang Ditembak Mati Tentara Myanmar, Ia Tewas di Pangkuan Ayah

Pembunuhan itu telah menarik kemarahan dan mendorong beberapa sanksi dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.

Penggunaan kekuatan mematikan terhadap warga sipil juga telah dikutuk oleh negara-negara tetangga Asia Tenggara.

"Kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan setiap hari," kata kelompok Asosiasi Bantuan Nirlaba untuk Tahanan Politik (AAPP), yang telah mencatat kematian serta hampir 3.000 orang ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sejak kudeta.

Kelompok ini telah mencatat 320 kematian hingga 25 Maret lalu.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Sesalkan Tewasnya 164 Demonstran Anti Kudeta

Datanya menunjukkan setidaknya 25 persen dari mereka yang terbunuh meninggal karena tembakan ke kepala. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa mereka sengaja ditargetkan untuk dimatikan.

"Semuanya menunjuk pasukan melakukan tembakan untuk meredam aksi protes," kata Amnesty International awal bulan ini.

Junta menyangkal menggunakan kekuatan berlebihan dan mengatakan bahwa tindakannya telah memenuhi norma-norma internasional dalam menghadapi situasi yang dikatakannya adalah ancaman bagi keamanan nasional.

Baca juga: Uni Eropa Akan Jatuhkan Sanksi Terhadap Kepentingan Bisnis Junta Militer Myanmar Pekan Depan

Hampir 90 persen yang meninggal adalah laki-laki. Sekitar 36 persen berusia 24 tahun ke bawah.

Korban termuda, Khin Myo Chit yang berusia tujuh tahun, ditembak mati di kota kedua Mandalay pada hari Selasa. Dia berada di rumahnya bersama ayahnya, ketika dia dibunuh.

Win Kyi, 78, adalah orang tertua yang tercatat telah terbunuh dan berada di antara sekitar 50 orang yang terbunuh di distrik Hlaing Thayar Yangon pada 14 Maret, hari paling berdarah sejauh ini.(Reuters)

Berita terkait

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini