Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mutan virus corona baru E484K yang belum diketahui asalnya, telah menginfeksi 10 orang di Tokyo dari 14 orang yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi corona.
"Tokyo akan jadi seperti Osaka juga kalau tidak diantisipasi dengan ketat mengenai penyebaran infeksi virus corona terutama mutan baru tersebut," papar Professor Shigeru Omi, Wakil Ketua Tim Penanggulangan Corona di Jepang, Senin (5/4/2021).
Komentar Omi tersebut juga dibenarkan oleh profesor Jepang lainnya.
"Kita harus segera melanjutkan penyelidikan karena munculnya mutan baru ini," kata Profesor Mitsuo Kaku, seorang profesor yang ditunjuk secara khusus di Universitas Kedokteran dan Farmasi Tohoku, yang akrab dengan pengendalian penyakit menular.
"Hal ini mungkin salah satu faktor di balik penyebaran infeksi di Prefektur Miyagi, tetapi tampaknya E484K sejauh ini tidak berpengaruh pada vaksin. Saya pikir itu belum jelas, jadi kami perlu terus menyelidikinya," kata dia.
Kecenderungan virus mutan yang dikonfirmasi sejauh ini, proporsi mutasi "N501Y", yang dikatakan dapat meningkatkan infektivitas di Kansai seperti Osaka, tinggi.
Dan proporsi "E484K" tinggi di Jepang bagian timur.
"Seperti nantinya akan memasuki Tokyo pula dengan jumlah cepat menyebar banyak," kata Kaku.
Kota Sendai Miyagi juga telah terpapar E484K. Telah dipastikan terinfeksi virus corona sejak Februari, dan menemukan bahwa 80 persen adalah virus mutan yang disebut "E484K".
Menurut Kota Sendai, Institut Nasional Penyakit Menular memeriksa 208 spesimen, beberapa di antaranya dipastikan terinfeksi antara Februari dan 25 Maret 2021, menemukan 167 pasien terkena virus mutan yang disebut "E484K" telah dikonfirmasi.
"E484K" memiliki kemampuan untuk meloloskan diri dari serangan antibodi, dan telah ditunjukkan bahwa vaksin tersebut mungkin menjadi kurang efektif dan mungkin menjadi lebih mudah untuk menginfeksi ulang.
Baca juga: WHO Sebut Ada Kemungkinan Penularan Covid-19 Dari Manusia ke Kucing dan Anjing
Baca juga: 4 Tips Aman Mengantre Saat Vaksinasi Covid-19, Upayakan Jangan Banyak Berbicara
"Bagaimana menangani mutan E484K adalah tantangan yang kami hadapi sekarang, tetapi ini semua tentang penerapan langkah-langkah pencegahan dasar," ungkap wali kota Sendai kemarin.
Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, "E484K" dikatakan memiliki infektivitas terhadap vaksin konvensional. Efektivitas vaksin berkurang di samping asalnya belum diketahui hingga kini.
"Demikian pula tidak termasuk dalam tes skrining yang diinstruksikan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan kepada pemerintah daerah," papar sumber Tribunnews.com di Kementerian Kesehatan Jepang, Selasa (6/4/2021).
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com