News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden AS Joe Biden Tak Berminat Selesaikan Konflik Israel-Palestina

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden berbicara kepada wartawan selama konferensi pers pertama kepresidenannya di Ruang Timur Gedung Putih pada 25 Maret 2021 di Washington, DC. Pada hari ke-64 pemerintahannya, Biden, 78, menghadapi pertanyaan tentang pandemi virus corona, imigrasi, pengendalian senjata, dan subjek lainnya.

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden AS Joseph “Joe” Biden dinilai tak berminat menyelesaikan konflik abadi Israel-Palestina.  

Hingga awal April ini, hampir tiga bulan sesudah dilantik sebagai Presiden AS, Biden belum menunjuk utusan khusus masalah Israel-Palestina.

Ini sangat berbeda dengan kedua pendahulunya, Barrack Obama dan Donald Trump.

Dikutip dari situs berita politik terkemuka AS, Politico.com, Rabu (7/4/2021), Biden tidak memiliki rencana untuk konferensi perdamaian apa pun.

Baca juga: Liga Arab dan Palestina Kutuk Pembukaan Kantor Diplomatik Ceko di Yerusalem

Baca juga: Respon Israel, Iran dan Palestina Atas Terbentuknya Pemerintahan Baru Joe Biden

Baca juga: Palestina Sambut Bahagia Kekalahan Trump, Berikut Sederet Kebijakannya yang Dinilai Pro-Israel

Bahkan rencana menuju usaha perdamaian dalam waktu dekat. Tokoh yang mendekati sikap dan langkah Biden ini sebelumnya adalah George W Bush.

Awalnya Bush menolak terlibat masalah Israel-Palestina, tetapi akhirnya ia menemukan dirinya tidak dapat mengabaikannya.

Biden hanya mengambil beberapa langkah kecil mengubah arah posisi AS dari sikap yang sangat pro-Israel di era Trump.

Ia memulihkan beberapa bantuan sederhana untuk Palestina. Biden dan timnya mengisyaratkan konflik itu bukanlah prioritas bagi pemerintahan mereka.

Gedung Putih saat ini memilih lebih konsentrasi pada hubungan yang semakin sengit dengan China, persaingan dengan Rusia dan kesepakatan nuklir Iran.

Sikap Biden itu dikhawatirkan bisa menempatkan solusi dua negara bagi Israel dan Palestina di luar jangkauan. Apalagi jika Israel terus memperluas permukimannya di wilayah Palestina.

"Pemerintahan Biden tidak mempersiapkan dirinya untuk menjadi bidan negara Palestina," kata Khaled Elgindy, Direktur Program untuk Palestina dan Urusan Palestina-Israel di Institut Timur Tengah.

"Mereka tidak mengejar ini dengan tingkat prioritas atau urgensi apa pun, dan itu akan diperlukan jika Anda akan mendorong negara Palestina," imbuhnya.

Para pembantu Biden mengatakan mereka tidak dapat mengejar kesepakatan damai ketika baik Palestina maupun Israel tampak tidak siap untuk diskusi serius.

Ini berkebalikan dengan apa yang disampaikan Menlu AS Anthony Blinken Januari lalu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini