News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Semakin Mengerikan, Lebih 700 Warga Sipil Tewas Pasca-Kudeta Myanmar

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa menggelar aksi solidaritas untuk Myanmar di depan Gedung ASEAN, Jakarta Selatan, Jumat (12/3/2021). Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras terjadinya kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Korban tewas dari warga sipil anti-kudeta militer Myanmar terus bertambah hingga akhir pekan lalu sudah lebih dari 700 orang.

Myanmar mengalami kekacauan sejak militer mengkudeta pemimpin sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu.

Seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Senin (12/4/2021), media setempat melaporkan cabang terbesar Myawaddy Bank di Mandalay menjadi sasaran ledakan pada Minggu  (11/4/2021) pagi dan seorang penjaga keamanan terluka dalam ledakan itu.

Bank ini adalah satu di antara bisnis yang dikendalikan militer yang telah menghadapi tekanan boikot sejak kudeta, dengan banyak nasabahnya menuntut untuk menarik tabungan mereka.

Baca juga: Militer Myanmar Lepaskan Granat ke Arah Demonstran, 80 Orang Dilaporkan Tewas

Pertumpahan darah meningkat terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Demonstran berbaris melawan kudeta militer di kotapung Launglone distrik Dawei, Myanmar

Pada hari Sabtu, sebuah kelompok pemantau Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan aparat keamanan menembak mati  dan menewaskan 82 demonstran anti-kudeta pada hari sebelumnya, Sabtu (10/4/2021), di kota Bago, 65km timur laut Yangon.

Secara keseluruhan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik telah memverifikasi 701 kematian sipil sejak kudeta.

Junta militer mengklaim angka yang jauh lebih rendah, yakni hanya 248 orang tewas, menurut juru bicara Hari Jumat.

Rekaman yang diverifikasi AFP pada Jumat dini hari menunjukkan para demonstran bersembunyi di balik barikade karung pasir yang menggunakan senapan buatan sendiri, karena ledakan terdengar.

Baca juga: Legislator Golkar Harap Efektivitas KTT ASEAN untuk Solusi Krisis Politik Myanmar

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Myanmar men-tweet pada Sabtu bahwa itu mengikuti pertumpahan darah di Bago, di mana ia mengatakan perawatan medis telah ditolak untuk yang terluka.

Meskipun pertumpahan darah, para demonstran terus unjuk rasa di beberapa bagian negara itu.

Mahasiswa universitas dan profesor mereka berbaris melalui jalan-jalan Mandalay dan kota Meiktila pada Minggu pagi, menurut media setempat.

Beberapa membawa batang bunga Eugenia - simbol kemenangan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini