News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pertama di Dunia, Denmark Menyetop Vaksin AstraZeneca karena Risiko Pembekuan Darah

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang perawat menyusun jarum suntik dengan persiapan dari Astrazeneca dalam latihan GP Axel Stelzner. Untuk proyek percontohan, praktik di Lichtentanne dan 38 praktik GP lainnya di Saxony melanjutkan vaksinasi dengan vaksin anti-korona. Model praktik yang dipilih bertindak sebagai pos terdepan dari pusat vaksinasi. Asosiasi Praktisi Umum Saxon telah menyerukan untuk jangka waktu yang lebih lama bagi para dokter di praktik swasta untuk lebih terlibat dalam kampanye vaksinasi.

Dikatakan risiko kematian akibat Covid-19 jauh lebih besar daripada risiko kematian akibat efek samping pembekuan darah itu.

Namun pilihan untuk tetap menggunakan AstraZeneca menjadi keputusan masing-masing negara.

Sebagian besar negara Eropa lain menangguhkan vaksin Covid-19 AstraZeneca sementara lalu menggunakannya lagi.

Beberapa hanya membatasi vaksin untuk usia tertentu.

Sementara itu Amerika dan Swiss tidak mengizinkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena khawatir terhadap efek sampingnya.

Baca juga: Studi di Israel: Varian Corona Afrika Selatan Dapat Tembus Pertahanan Vaksin Pfizer

Baca juga: BioNTech-Pfizer Klaim Vaksinnya 100 Persen Efektif Cegah Covid-19 untuk Anak Usia 12-15 Tahun

Ilustrasi vaksin Pfizer/Biontech, diambil pada 23 November 2020 (JOEL SAGET / AFP)

Brostrom mengatakan studi bersama berdasarkan data kesehatan Denmark dan Norwegia memperkirakan bahwa satu dari 40.000 orang yang divaksinasi dengan AstraZeneca dapat mengalami komplikasi serius.

Kemungkinan komplikasi itu tidak ada kesimpulan yang pasti terkait usia maupun jenis kelaminnya.

Komisi Eropa saat ini memiliki portofolio dari 2,3 miliar dosis vaksin Covid-19 dari beberapa perusahaan, termasuk AstraZeneca dan sedang menegosiasikan lebih banyak kontrak.

Kepala Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengumumkan rencana pada Rabu untuk memperpanjang kontrak vaksin COVID-19 dengan Pfizer hingga 2023.

Ada juga kontrak untuk mengirim 50 juta vaksin Pfizer lebih cepat dari jadwal.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita terkait Virus Corona

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini