TRIBUNNEWS.COM - Ivanka Trump kampanyekan vaksinasi Covid-19 di media sosial, namun postingannya justru dibanjiri penolakan dari sebagian anti-vaksin dan konservatif.
Putri tertua Donald Trump, Ivanka Trump (39) membagikan momen dirinya disuntik vaksin Covid-19 melalui media sosial.
"Hari ini, saya divaksin !!!" tulisnya di Instagram dan Twitter pada Rabu (14/4/2021) sore waktu setempat.
"Saya harap Anda juga demikian!"
Dalam dua foto yang menyertai postingan tersebut, mantan penasihat senior presiden itu mengenakan T-shirt putih, celana jins, masker dan tampak tersenyum saat menerima suntikan.
Ivanka juga berterima kasih kepada Perawat Torres, yang terlihat dalam foto.
"Divaksinasi adalah cara terbaik kami untuk mengalahkan virus ini dan melindungi diri kita sendiri dan orang lain," ujar Ivanka dalam sebuah pernyataan kepada Associated Press.
Baca juga: Masa Depan Ivanka Trump dan Jared Kushner Sesudah Presiden Donald Trump Lengser
Baca juga: Trump Dilaporkan Marah kepada Ivanka dan Jared Kushner karena Berencana Hadiri Pelantikan Joe Biden
Ia menerima vaksin Pfizer di Florida, di mana orang yang berusia 16 tahun ke atas dapat mendaftar untuk suntikan tersebut.
Sempat Menunda Divaksin
Dilansir Metro UK, sebagai penasihat senior Gedung Putih, Ivanka memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin bersama dengan staf lain.
Tetapi dia memilih untuk menunda, kata dua orang yang mengetahui masalah tersebut kepada AP.
Ivanka mendapatkan vaksin Pfizer dua hari setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menghentikan penggunaan vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson di situs federal karena enam orang penerima vaksin mengalami penggumpalan darah.
Badan-badan tersebut merekomendasikan agar negara bagian juga berhenti memberikan suntikan Johnson & Johnson yang kini sedang ditinjau oleh CDC.
Baca juga: 62 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Terancam Harus Dibuang Jika Terbukti Terkontaminasi
Baca juga: AstraZeneca dan J&J Gunakan Teknologi Vaksin yang Sama, Ada Hubungannya dengan Penggumpalan Darah?
Kemudian pada hari Selasa (13/4/2021), ayah Ivanka, Donald Trump, menyatakan bahwa pemerintahan Biden melakukan tindakan merugikan yang mengerikan bagi orang-orang di seluruh dunia, dengan mengizinkan FDA dan CDC menghentikan suntikan Johnson & Johnson.
"Hasil dari vaksin ini luar biasa tetapi sekarang reputasinya akan ditantang secara permanen", kata mantan presiden itu.
"Orang-orang yang telah mengambil vaksin akan angkat senjata, dan mungkin semua ini dilakukan untuk politik atau mungkin karena kecintaan FDA pada Pfizer."
Sejak muncul masalah pada vaksin Johnson & Johnson, para pejabat telah menyatakan keprihatinan bahwa orang Amerika akan lebih ragu untuk divaksinasi, bahkan dengan suntikan Pfizer dan Moderna.
Postingan Ivanka Justru Dihujani Penolakan dan Amarah Netizen
Tweet vaksin Ivanka, yang merupakan cuitan pertama setelah hampir 3 bulan, dikecam oleh beberapa kritikus tetapi juga mendapatkan lebih dari 38.000 suka pada hari Kamis.
Dilansir Daily Express, netizen menulis, "Meskipun aku menyukaimu Ivanka, aku tidak setuju orang sehat harus disuntik."
Anti-vaxxer lain menulis, "Aku tidak akan memasukkan itu ke dalam tubuh."
Mengacu pada teori konspirasi, pengguna Twitter ketiga lain berkata, "Tidak, terima kasih! Dengan tingkat kelangsungan hidup 99%, saya tidak mau."
Meskipun banyak anti-vaxxers yang membalas postingan Ivanka, beberapa pengguna media sosial lainnya membela vaksinasi Ivanka.
Seorang pengguna Twitter berkata: "Saya tahu Anda mendapat reaksi keras dari kedua sisi, karena prinsipnya, saya sangat menghargai upaya Anda untuk mendorong pendukung Trump untuk divaksinasi."
"Akan selalu ada penolakan di Twitter, tetapi mungkin Anda telah mengubah pikiran seseorang tentang sikap anti-vaxx dan menyelamatkan nyawa."
Yang lain menyebut, "Saya membenci Anda dan seluruh keluarga Anda, tetapi senang melihat Anda mempromosikan vaksin untuk melawan pandemi yang mengerikan ini."
Informasi yang salah seputar vaksinasi Covid-19 terus menyebar di saluran media sosial di Amerika.
Bulan lalu, seorang anggota parlemen AS mendesak Facebook, Twitter dan Google untuk memblokir belasan orang yang dilaporkan menyebarkan sebagian besar disinformasi tentang vaksin.
Center for Countering Digital Hate (CCDH) menganalisis lebih dari 812.000 kiriman terkait vaksin di Twitter dan Facebook.
Mereka menemukan bahwa 65 persen pos anti-vaksin berasal dari "lusinan disinformasi."
Laporan CCDH mengatakan: "Aktivis anti-vaksin di Facebook, YouTube, Instagram, dan Twitter menjangkau lebih dari 59 juta pengikut, menjadikannya platform media sosial terbesar dan terpenting untuk anti-vaxxers."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Artikel lainnya seputar Ivanka Trump dan Vaksinasi Covid-19