TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria yang dikenal sebagai Robinson Crusoe Italia dan telah tinggal sendirian di sebuah pulau di Mediterania selama 32 tahun akhirnya pergi dari pulau.
Dia adalah Mauro Morandi, pria berusia 81 tahun yang berasal dari Modena, Italia tengah.
Selama 32 tahun, Mauro telah menjaga pulau di lepas pantai Sardinia, Italia, yang bernama Budelli.
Dilansir Guardian, pada tahun 1989, Mauro menemukan Pulau Budelli.
Kala itu, kapalnya rusak saat ia dalam perjalanan ke Pasifik selatan.
Mauro pun berhenti di pantai berpasir merah muda tersebut.
Baca juga: Fakta Unik Rumah Paling Kesepian di Dunia, Satu-satunya Bangunan di Pulau Terpencil Tak Berpenghuni
Kebetulan, di sana Mauro mengetahui bahwa penjaga Pulau Budelli akan pensiun.
Jadi, Mauro tidak melanjutkan perjalanannya menuju Pasifik Selatan.
Dia menjual kapalnya dan mengambil alih peran sebagai penjaga pulau.
Berbicara kepada BBC Outlook pada 2018 silam, Mauro menceritakan alasan mendalam untuk memutuskan tinggal sebatang kara di Pulau Budelli.
"Saya cukup muak dengan banyak hal tentang masyarakat kami: konsumerisme dan situasi politik di Italia, ujarnya.
"Saya memutuskan untuk pindah ke pulau terpencil di Polinesia, jauh dari semua peradaban."
"Saya ingin memulai hidup baru yang dekat dengan alam," terang Mauro.
Sejak itu, Mauro tinggal di sebuah rumah yang menjadi bekas tempat berlindung saat Perang Dunia II.
Rumah itu menghadap teluk, sehingga Mauro mengetahui setiap spesies batu, pohon, dan hewan di pulau itu.
Selama bertahun-tahun, Mauro menjaga pulau berbatu itu tanpa masalah.
Pria 81 tahun tersebut membersihkan setiap jalanan dan menjaga pantainya tetap bersih.
Mauro juga berbagi pengetahuan kepada para pelancong musim panas tentang ekosistem di Pulau Budelli.
Baca juga: 6 Tempat Paling Terpencil di Dunia dan Sulit Dikunjungi, Ada Pulau Vulkanik hingga Bunker Masa Depan
Mauro 'Diusir'
Peran Mauro kemudian terancam ketika perusahaan swasta yang memiliki pulau itu bangkrut.
Pada tahun 2013, perusahaan tersebut berniat untuk menjual Pulau Budelli kepada Michael Harte, seorang pengusaha dari Selandia Baru.
Sebenarnya, Michael telah berjanji untuk mempertahankan Mauro agar tetap mengurus pulau.
Namun, protes dan intervensi pemerintah Italia menghendaki sebaliknya.
Pada 2016, seorang hakim Sardinia memutuskan bahwa pulau itu dikembalikan ke tangan publik.
Wisatawan pun kemudian dilarang berjalan di pantai merah muda Budelli, tempat berenang sekaligus pasir sering dicuri sejak tahun 1990-an.
Baca juga: 10 Bulan di Tempat Terpencil, 4 Turis Ini Kaget saat Lihat Keadaan Bumi Berubah Akibat Covid-19
Namun, para wisatawan masih dapat mengunjungi pulau itu pada siang hari dengan perahu.
Mereka juga diizinkan berjalan di sepanjang jalan setapak, di belakang pantai.
Mauro turut terkena dampaknya.
Dia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Pulau Budelli pada akhir April 2021.
Ia menerima beberapa ancaman penggusuran dari otoritas taman nasional La Maddalena, yang telah mengelola Budelli sejak 2016.
Otoritas taman nasional juga ingin merebut kembali rumahnya dan mengubah pulau itu menjadi 'pulau yang seharusnya', yakni sebagai tempat pendidikan lingkungan.
"Saya sudah menyerah untuk berjuang," kata Mauro.
"Setelah 32 tahun di sini, saya merasa sangat sedih untuk pergi."
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka perlu memperbaiki rumah saya dan kali ini tampaknya benar-benar nyata," ungkapnya.
Otoritas taman nasional juga beranggapan, Mauro melakukan perubahan pada bangunan tanpa izin.
Akibat upaya 'pengusiran' itu, Mauro akhirnya pindah ke sebuah apartemen kecil di dekat La Maddalena, pulau terbesar di Italia.
"Saya akan tinggal di pinggiran kota utama, jadi saya hanya pergi ke sana untuk berbelanja dan menggunakan sisa waktu untuk menyendiri," tutur Mauro.
"Hidupku tidak akan banyak berubah, aku masih akan melihat laut."
"Saya berharap, seseorang dapat melindunginya (Budelli) sebaik saya," imbuh Mauro, dilansir Guardian.
Baca juga: Pulau Terpencil di Swedia Diubah Jadi Hotel Mewah, Ada Bangunan Mercusuar Berusia 150 Tahun
Petisi untuk Mauro
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa petisi telah ditandatangani oleh ribuan orang untuk mendukung Mauro tetap tinggal di pulau itu.
Banyak pendukungnya yang mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan mereka di Facebook pada Minggu (25/4/2021) lalu.
"Tak mampu berkata-kata...kehancuran surga akan dimulai," tulis Carmelia Mangano.
Sementara itu, Mirella Della Vecchia berkata: “Saya tidak dapat membayangkan Budelli tanpa perlindungan Mauro… Anda harus melawan!”
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)