News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

115 Pasien Covid-19 India Tewas Tiap Jam, Jenazah Dikremasi di Jalanan Jika Krematorium Penuh

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tsunami Covid-19 menyebabkan krematorium di India kewalahan karena setiap hari ada ratusan korban virus corona yang harus dikremasi.

TRIBUNNEWS.COM - Tsunami Covid-19 menyebabkan krematorium di India kewalahan karena setiap hari ada ratusan korban virus corona yang harus dikremasi.

Krematorium darurat didirikan di ibukota India, New Delhi.

Kepulan asap memenuhi fasilitas itu, mewakili kematian baru dalam krisis Covid-19 di negara ini.

"Orang-orang sekarat, sekarat dan sekarat," kata Jitender Singh Shanty, yang mengatur kremasi sekitar 100 jenazah setiap harinya di timur kota.

"Jika kami mendapatkan lebih banyak jenazah maka kami akan dikremasi di jalan. Tidak ada tempat lagi di sini," lanjut Shanty, dikutip dari Mirror UK.

Baca juga: Krisis Pandemi Covid di India Kian Mengerikan, Inggris hingga Turki Tawarkan Bantuan

Baca juga: Pasar Gelap India Makin Cuan, Oksigen dan Remdesivir Dijual Dengan Harga Selangit  

Tsunami Covid-19 menyebabkan krematorium di India kewalahan karena setiap hari ada ratusan korban virus corona yang harus dikremasi. (Tangkap Layar Video The Telegraph)

Tempat parkir disulap menjadi krematorium sementara, menunjukkan kepulan asap dari tumpukan kayu.

Jenazah Covid-19 langsung dikremasi tanpa ada ritual Hindu yakni melepaskan jiwa untuk dilahirkan kembali.

"Virus menelan orang-orang kota kami seperti monster," kata Mamtesh Sharma, seorang pejabat di krematorium Bhadbhada Vishram Ghat di Bhopal.

"Kami hanya membakar mayat saat mereka tiba. Seolah-olah kita berada di tengah perang," ujarnya.

India mencatat lebih dari 320.000 kasus baru infeksi Covid-19 pada Selasa (27/4/2021).

Kementerian kesehatan melaporkan 2.771 kematian lainnya dalam 24 jam, dengan sekitar 115 orang India meninggal karena Covid-19 setiap jam.

Sementara itu, bantuan dari berbagai negara mulai berdatangan termasuk di antaranya 100 ventilator dan 95 konsentrator oksigen dari Inggris.

Negara lain termasuk AS, Jerman, Israel, Prancis, dan Pakistan juga telah menjanjikan bantuan medis ke India.

Dilansir BBC, saat ini jumlah kematian di India tembus angka 200.000 lebih. 

Petugas membersihkan diri dengan disinfektan usai melakukan kremasi mayat korban covid-19. (ap)

Baca juga: Varian B1617 India Telah Menyebar di 17 Negara, Ini Alasan Terjadi Tsunami Covid-19

Baca juga: 10 Orang Terinfeksi Varian Baru Virus Corona, Kemenkes: Itu B117 Bukan B1617

India kini duduk di posisi keempat jumlah korban Covid-19 terbanyak di dunia setelah AS, Brasil, dan Meksiko dan mencatat angka kematian tertinggi dalam sehari.

Euforia pemilu dan festival Hindu besar-besaran diduga menjadi awal mula peningkatan kasus infeksi.

Kini fasilitas kesehatan India kewalahan di tengah gelombang tsunami Covid-19.

Rumah sakit kekurangan obat hingga oksigen untuk pasien.

Lonjakan Covid-19 yang ekstrem di India ini sejatinya berdampak pada seluruh dunia.

Sebab India salah satu produsen vaksin di dunia, artinya penurunan produksi yang terjadi akan berdampak pada stok vaksin global.

Kemudian ada kemungkinan infeksi yang tidak terkendali menyebabkan mutasi virus lebih lanjut, berpotensi kebal terhadap vaksin.

Varian Covid-19 India Menyebar di 17 Negara

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (27/4/2021) mengatakan bahwa varian Covid-19 India telah ditemukan di 17 negara.

Dilansir CNA, varian Covid-19 baru di India bernama B1617 itu diduga menjadi alasan terjadi tsunami kasus infeksi di negara tersebut. 

Badan kesehatan dunia ini mengatakan B1617 telah terdeteksi di lebih dari 1.200 database yang diunggah ke GISAID dari setidaknya 17 negara.

Sebagian besar kasusnya berada di 4 negara termasuk India.

Baca juga: Mendagri Minta Masyarakat Belajar dari Kasus Covid-19 di India

Baca juga: Bantuan Internasional untuk India, Joe Biden Berjanji akan Sediakan Pasokan Oksigen dan Bahan Vaksin

Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021. (Narinder NANU / AFP)

"Sebagian besar urutan diunggah dari India, Inggris Raya, AS, dan Singapura," kata WHO dalam pembaruan epidemiologis mingguan pandemi Covid-19.

WHO baru-baru ini menyebut B1617 sebagai "variant of interest".

Namun sejauh ini badan itu tidak melabelinya sebagai "variant of concern".

Label itu akan menunjukkan bahwa varian ini lebih berbahaya daripada versi asli virus.

Tingkat berbahaya atau tidaknya didasarkan kemampuannya yang lebih mudah menular, mematikan, atau kebal terhadap vaksin.

Berita terkait Virus Corona

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini