TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM – Silih serang antara kelompok Hamas dan warga Palestina melawan Israel menimbulkan kerusakan hebat di berbagai tempat.
Ratusan roket ditembakkan milisi Hamas di Jalur Gaza, ke wilayah Israel. Sebaliknya, serangan udara Israel menghancurkan dua gedung jangkung dalam 24 jam terakhir.
Perkembangan terbaru ini dikutip dari Russia Today, Sputniknews, Haaretz dan Aljazeera, Rabu (12/5/2021).
Video yang diunggah di laman Russia Today memperlihatkan detik-detik bom dahsyat menghajar dan meruntuhkan menara Al Jawhara di Jalur Gaza.
Rekaman video warga di Jalur Gaza, menunjukkan menara al-Jawhara meledak dan sesaat kemudian menimbulkan kolom asap besar ke langit malam.
Ini gedung jangkung kedua di Kota Gaza yang rusak parah, menyusul menara Hanandi, yang dilaporkan sebagai hunian mendadak jadi puing-puing pada Selasa malam.
Baca juga: Hamas: 130 Roket Ditembakkan ke Arah Tel Aviv setelah Blok Menara Gaza Hancur oleh Serangan Israel
Baca juga: Parlemen Iran Dukung Pasukan Quds Terjun ke Kancah Perlawanan Palestina
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memposting rekaman serangan udara di gedung tinggi segera setelah video awal mulai beredar, mengklaim bangunan itu termasuk markas intelijen dan pusat komunikasi Hamas.
Namun, tidak jelas apakah video IDF yang buram tersebut menggambarkan al-Jawhara atau struktur lain.
Meski menara al-Jawhara tampak mengalami kerusakan dahsyat dalam serangan Rabu pagi, itu bukan pertama kalinya menjadi sasaran Tel Aviv,
Pesawat tempur Israel pernah membom bangunan yang sama selama pertempuran pada 2014. Pada saat itu, Komite Perlindungan Jurnalis mencatat gedung itu jadi pusat media Palestina serta apartemen.
Iron Dome Berjuang Atasi Hujan Roket dari Gaza
Akun media Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperbarui informasinya, tembakan roket tanpa henti mengarah ke Israel tengah dan selatan.
Sistem kubah besi (Iron Dome) Israel diklaim merontokkan sebagian besar roket-roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Video lain yang belum dikonfirmasi yang beredar online mengklaim menunjukkan gelombang roket yang diluncurkan dari Gaza menuju Tel Aviv.
Silih serang Israel-Palestina ini terjadi setelah sejak Jumat (8/5/2021) malam pecah kekerasan di komplek Masjid Al Aqsa.
Setidaknya 30 warga Palestina, termasuk sembilan anak-anak, serta tiga orang Israel tewas dalam pertempuran itu.
Kekerasan melonjak mulai Senin di tengah demonstrasi yang memanas atas rencana penggusuran bagi penduduk Palestina di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Polisi Israel secara paksa menindak pertemuan tersebut, melukai ratusan orang dalam bentrokan yang diakibatkannya.
Ketika kemarahan atas penggusuran mencapai titik didih dan memicu kerusuhan di sekitar masjid Al Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam, pada Senin, Hamas memulai rentetan tembakan roket ke wilayah Israel.
Ratusan proyektil mortar juga ditembakkan, mendorong balasan lebih keras dari militer Israel di sepanjang perbatasan Jalur Gaza.
Hamas memerintah Jalur Gaza sejak 2006, ketika partai itu meraih kemenangan besar atas Partai Fatah di Palestina.
Tidak ada pemilihan di wilayah yang diblokade sejak itu. Rencana pemilihan 22 Mei ditunda tanpa batas waktu oleh Otoritas Palestina.
Pemerintah Israel berselisih dengan Otoritas Palestina mengenai apakah penduduk Arab di Yerusalem akan diizinkan memberikan suara.
Sementara televisi Israel juga menayangkan peristiwa meluncurnya lebih dari 100 roket ke Israel setelah penghancuran blok-blok gedung jangkung di Gaza.
Media Israel melaporkan sebuah bangunan di pinggiran Tel Aviv di Holon telah terhantam roket pada tengah malam.
Menurut media regional, setidaknya 130 roket telah ditembakkan dari Gaza pada Selasa malam, menargetkan Tel Aviv dan kota-kota Israel lainnya.
Kantor berita Shehab yang berbasis di Gaza melaporkan, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, telah menembakkan ratusan roket.
Warga Palestina mengatakan, serangan itu merupakan tanggapan atas penghancuran menara Hanadi, sebuah kompleks perumahan di Gaza, oleh pemboman Israel pada hari sebelumnya.
"Jika musuh tetap bertahan dan membom menara sipil, Tel Aviv akan menghadapi serangan rudal yang melebihi apa yang terjadi di Ashkelon," kata juru bicara Al-Qassam Abu Ubayda.
Hamas mengklaim telah menewaskan dua orang Israel dan melukai lebih banyak lagi dalam serangan roket di Ashkelon dan Ashdod pada hari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan 28 orang telah tewas,- termasuk 10 anak, dan 152 lainnya cedera dalam pemboman Israel Selasa sore.
Wartawan Russia Today, Paula Slier dari Tel Aviv, melaporkan sebuah roket menghantam bangunan di Holon, pinggiran selatan Tel Aviv.
Roket lain dilaporkan menghantam pinggiran Rishon Letzion, lebih jauh ke selatan. Semua penerbangan telah ditangguhkan di Bandara Internasional Ben Gurion Tel Aviv.
Penerbangan pesawat menuju Tel Aviv dialihkan ke Siprus. Pemerintah mengkonfirmasi dua orang tewas di Ashkelon dan lebih dari 30 lainnya luka-luka di Israel selatan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan serangan udara terhadap Gaza akan ditingkatkan. Netanyahu memperingatkan, Hamas akan membayar mahal atas apa yang terjadi saat ini.(Tribunnews.com/RussiaToday/Haaretz/Aljazeera/xna)