Ada 100 orang tersebar di puncak bukit, bersorak atas orang-orang itu dan mengutuk orang Israel.
Mohammad (29) yang meminta agar nama belakangnya dirahasiakan karena dia sering bepergian untuk bekerja, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia bangga dengan jumlah orang yang pergi ke perbatasan, meskipun dia menentang orang yang memanjat tembok.
“Saya hanya ingin berdiri dalam solidaritas dan perdamaian di perbatasan. Saya tidak melihat apa pun yang datang dari memanjat tembok, kecuali perang,” kata Mohammad.
“Saya perlu memiliki sesuatu untuk diperjuangkan untuk pergi dan membebaskan Palestina, saya tidak bisa hanya memanjat tembok dan menghadapi Israel. Ini menimbulkan bahaya bagi negara saya dan kemungkinan perang. "
Baca juga: Pengadilan PBB Didesak Selidiki Serangan Israel pada Kantor Berita di Gaza
Baca juga: Bantuan Logistik Pangan untuk Korban Perang di Gaza Palestina
Israel menginvasi Lebanon pada 1982 selama perang saudara Lebanon dan merebut sebidang tanah pada 1985.
Tentara Israel mundur dari Lebanon selatan pada 2000 dan UNIFIL ditugaskan untuk memantau penarikan tersebut.
Pada 2006, Lebanon menghadapi perangnya sendiri dengan Israel yang dipicu oleh serangan lintas batas oleh Hizbullah, yang telah mengambil alih bagian selatan Lebanon.
Lebih dari 1.000 warga sipil Lebanon tewas.
Berita lain terkait Israel Serang Jalur Gaza
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)