Mereka tidak dapat mencairkan cek tersebut dalam uang tunai lagi karena sudah adanya perubahan nilai mata uang.
Oleh karena itu, mereka pun meminta kompensasi kepada Royal Mail.
Seorang warga setempat bernama Jo Dickie mengatakan, dia mengamuk di kantor pos setelah suratnya dari tahun 2008 ditemukan telah dibuka.
Hal itu membuatnya khawatir tentang kemungkinan informasi yang diambil tentang dia dan keluarganya.
Baca juga: Hasil Studi di Inggris Tunjukkan Efek Samping Menggabungkan Vaksin Pfizer dan AstraZeneca
Baca juga: Bohong pada Orang Tua Bertahun-tahun, Gadis Ini Mengaku Kuliah di Oxford, Terbongkar karena Acara TV
Royal Mail Meminta Maaf
Belum jelas siapa mantan karyawan itu dan bagaimana semuanya terungkap setelah bertahun-tahun.
Royal Mail menyertakan surat permintaan maaf pada kiriman pos yang telah dikirim balik kepada penerima yang berhak.
Surat permintaan maaf ditulis langsung oleh manajer operasi untuk Thames Valley dan Oxford, Paul Leishman.
"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas ketidaknyamanan atau kesulitan yang mungkin Anda alami akibat menerima surat ini setelah sekian lama," tulisnya.
Baca juga: Ramadan dan Jelang Lebaran, Perusahaan Jasa Kiriman Raup Lonjakan Omset Hingga 121 Persen
Baca juga: Citilink dan Gandeng Perusahaan Jasa Kiriman Ekspres Gencarkan Kolaborasi Digital Marketing
Baca juga: Ekososistem E-Commerce Tumbuh, Kiriman Paket SiCepat Tembus 1,4 Juta Per Hari
Royal Mail juga memberikan sebuah pernyataan berupa permintaan maaf.
"Sebagian besar tukang pos kami, baik laki-laki dan perempuan, berdedikasi untuk mengirimkan surat di Inggris dengan aman dan efisien.
Mereka telah memainkan peran penting dalam menjaga koneksi di Inggris selama pandemi.
Dalam insiden yang terisolasi ini, sejumlah kiriman surat ditemukan di rumah seorang mantan karyawan setelah kematiannya.
Kami sedang menyelidiki apa yang mungkin terjadi dalam kasus ini," terang Royal Mail.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)