“Itu adalah seorang gadis kecil, dan otak saya tidak dapat menangkapnya dengan baik,” katanya.
"Saya baru tahu ketika saya melihat senjata itu, saya harus mendapatkan pistol itu,” ujarnya mengenang kejadian itu.
Dia bertanya kepada gadis itu, "Apakah kamu penembaknya?" lalu berjalan mendekat. Dengan perlahan Krista meletakkan tangannya di lengan anak itu dan menggesernya ke bawah ke arah pistol.
Baca juga: Penembakan di Supermarket New York, Polisi Tahan Pria yang Diyakini Menembak 3 Orang
“Saya perlahan-lahan menarik pistol dari tangannya, dan dia membiarkannya. Dia tidak memberikannya padaku, tapi dia tidak melawan," kata Krista.
“Dan kemudian setelah saya mendapatkan pistol, saya menariknya ke pelukan karena saya pikir, gadis kecil ini memiliki ibu di suatu tempat yang tidak menyadari bahwa dia mengalami gangguan dan dia menyakiti orang,” katanya.
Krista memeluk murid perempuan itu, menenangkannyarnya sampai polisi tiba.
"Setelah beberapa saat, gadis itu mulai berbicara dengan saya, dan saya tahu dia sangat tidak bahagia," kata Krista.
"Saya terus memeluk dan menyayanginya, dan berusaha memberi tahu dia bahwa kita akan melalui semua ini bersama-sama. Saya yakin keberadaan saya di sana membantunya karena dia sudah tenang,” ujar Krista.
Begitu polisi sampai di sana, Krista memberi tahu gadis itu bahwa seorang petugas harus memborgolnya, dan anak itu menurut.
“Dia tidak menanggapi, dia membiarkannya. Dia sangat lembut dan sangat baik, dan dia pergi ke depan dan membawanya dan memasukkannya ke dalam mobil polisi, ”katanya.
Gadis itu telah didakwa dalam penembakan itu, tetapi karena proses pengadilan remaja ditutup di Idaho, baik nama maupun sifat dakwaan tidak dirilis.
Kakak ipar Krista, Layne Gneiting, mengatakan bahwa ketika dia pertama kali mendengar tentang penembakan itu, dia mengira rasa keribuan Krista Gneiting telah bertindak untuk melindungi para siswa. Dia segera menyadari itu adalah sisi lain dari naluri orang tua yang kuat.
"Krista itu keibuan," tulis Layne Gneiting dalam sebuah posting Facebook segera setelah penembakan.
Baca juga: Empat Anggota TNI Jadi Korban Penembakan KKB di Pegunungan Bintang
“Mengacaukan dengan anak-anaknya dia akan mencabik-cabikmu. Butuh pelukan, dia akan memelukmu selama berjam-jam, membaurkan air matanya dengan air matamu. Tekad mendorongnya untuk bertindak, tetapi kelembutan dan cinta keibuan - bukan paksaan - mengangkat pistol dari tangan gadis itu ke tangannya,” ujarnya.