Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi aktif menyuarakan keadilan bagi rakyat Palestina di sejumlah forum internasional, baik di PBB, Gerakan Non Blok (GNB), hingga Dewan HAM Internasional.
Di Debat Umum Sidang Pleno ke-67, Sidang Majelis Umum (SMU) PBB yang berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis (20/5/2021), Menlu Retno menuntut keadilan bagi masyarakat Palestina.
Ia menyampaikan perasaannya saat melihat bayi berusia dua bulan yang terluka dan dikeluarkan dari reruntuhan, sementara keluarganya yang lain meninggal dunia akibat konflik yang tidak berkesudahan antara Israel – Hamas di jalur Gaza.
"Saya sampaikan juga bahwa setiap dari kita pasti tersentuh ketika melihat gambar bayi berusia dua bulan yang terluka dan dikeluarkan dari reruntuhan disaat keluarganya terbaring tanpa nyawa," kata Retno.
Retno menyerukan penghentian kekerasan dan gencatan senjata, demi menyelamatkan nyawa mereka yang tidak bersalah, termasuk perempuan dan anak-anak.
Menlu RI menegaskan, bagi Indonesia keamanan jiwa manusia selalu menjadi prioritas utama dan isu mendasar dari permasalahan ini yang harus segera diselesaikan.
"Saya tegaskan satu pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri, berapa lama lagi kita akan membiarkan kejahatan tersebut berlangsung?” kata Menlu dihadapan perwakilan 11 negara anggota PBB yang hadir.
Menlu Retno mengatakan upaya menggalang dukungan terhadap Palestina terus dilakukan Indonesia bersama dengan negara lain.
Ia mengatakan konflik kedua negara bersifat asimetris, antara Israel, Negara Penjajah dan penindas dan bangsa Palestina, yang diduduki, yang terus menerus ditindas.
"Saya tekankan bahwa penjajahan dalam konflik Israel-Palestina adalah isu utama. Sekali lagi saya sampaikan bahwa isu utamanya adalah penjajahan," ujarnya.
Baca juga: Menlu Retno: Palestina – Israel Lakukan Gencatan Senjata
Retno mengatakan masyarakat internasional berutang kepada bangsa Palestina yaitu sebuah kemerdekaan bangsa Palestina yang terus tertunda, untuk hidup berdampingan dan setara dengan bangsa lainnya.
Menurutnya pendudukan dan agresi Israel yang terus berlangsung tidak hanya patut dikecam tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran berat hukum internasional yang memerlukan respon bersama dari semua negara.
Oleh karena itu, penting bagi dunia untuk terus memberikan dukungan bagi keadilan dan kemerdekaan Palestina.
"Dalam kesempatan tersebut, saya sampaikan pentingnya semua negara yang hadir agar menggunakan pengaruhnya agar isu mendasarnya yaitu penjajahan dapat diselesaikan," kata Retno.