News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alat Tes Covid-19 Mirip GeNose Ini Kini Uji Coba di Pos Pemeriksaan Darat Singapura

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan simulasi penggunaan alat deteksi Covid-19, GeNose C19 di Bandara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (25/3/2021). Uji coba kepada 150 orang karyawan Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Juanda dan komunitas bandara di lobby Gedung Terminal Baru, di sisi timur Terminal 1 itu sebagai persiapan penggunaan GeNose C19 yang rencananya akan mulai diterapkan pada 1 April mendatang. Surya/Ahmad Zaimul Haq

Nafas yang dihembuskan itu kemudian dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam spektrometer massa mutakhir untuk tahap pengukuran.

"Algoritme perangkat lunak akan menganalisis penanda biologis VOC dan menghasilkan hasil dalam waktu kurang dari satu menit," papar NUS dan Breathonix.

Orang yang mendapatkan hasil positif melalui tes nafas ini nantinya harus menjalani Polymerase Chain Reaction (PCR) swab test Covid-19.

Breathonix didirikan oleh tiga lulusan NUS yakni Dr Jia Zhunan, Du Fang dan Wayne Wee Shi Jie, bersama dengan Dr Jia dan Profesor T Venky Venkatesan.

Proyek ini didukung oleh Program Inovasi Penelitian Pascasarjana (GRIP) universitas, yang mendorong mahasiswa pascasarjana NUS dan staf peneliti berbakat untuk membangun dan menjalankan start up yang memiliki potensi tumbuh berdasarkan teknologi.

"Tes nafas kami adalah non-invasif, pengguna hanya perlu menghembuskan nafas secara normal ke corong sekali pakai yang disediakan, jadi ini nyaman saja untuk dipakai. Kontaminasi silang tidak mungkin terjadi karena corong sekali pakai ini memiliki katup satu arah dan perangkap air liur untuk mencegah penghirupan atau air liur memasuki mesin," kata CEO Breathonix, Dr Jia.

Sementara itu Wakil Presiden Inovasi dan Perusahaan NUS, Profesor Freddy Boey mengatakan bahwa pengujian adalah kunci pemulihan global dari pandemi Covid-19.

"Pandemi kemungkinan akan berlangsung selama beberapa tahun. Pengujian secara massal tentu harus diadopsi secara luas sebagai strategi kesehatan publik utama untuk mendukung pembukaan kembali kegiatan ekonomi yang aman, dan teknologi yang dikembangkan di dalam negeri oleh Breathonix ini tepat sasaran," kata Prof Boey.

Ia pun meyakini inovasi ini dapat mendukung pemerintah negara itu dalam melindungi warganya.

"Saya yakin bahwa teknologi baru mereka akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam melindungi keselamatan dan kesehatan warga Singapura serta komunitas global," tegas Prof Boey.

NUS dan Breathonix mengatakan bahwa saat ini sejumlah pihak telah melirik produk ini untuk dikomersilkan.

"Ada minat komersil yang kuat dalam sistem uji nafas BreFence Go Covid-19 ini, perusahaan sedang berdiskusi dengan sejumlah organisasi lokal dan luar negeri untuk menggunakan sistem ini," pungkas NUS dan Breathonix.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini