News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Israel Serang Jalur Gaza

Penangkapan Massal Warga Palestina karena Dukung Protes Serangan Israel ke Gaza

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lebih dari 200 ribu warga Kota London menggelar aksi solidaritas bagi rakyat Palestina di pusat Kota London, Inggris, Sabtu (22/5/2021) siang waktu setempat. Mereka meminta pemerintah ikut mendesak Israel untuk menghentikan serangan-serangannya terhadap warga Palestina di Gaza.

Sbagian pendemo tewas saat pasukan Israel menyerang  jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan serangan militer Israel berikutnya di Gaza.

Pada 10 Mei, seorang warga Palestina ditembak mati oleh seorang pemukim Yahudi yang merupakan bagian dari massa sayap kanan.

Baca juga: Israel dan Hamas Saling Klaim Kemenangan Saat Gencatan Senjata

Dan pada 19 Mei, Mohammed Kiwan, 17, meninggal karena luka-lukanya setelah ditembak di kepala oleh polisi Israel di kota Umm al-Fahem.

Puluhan lainnya telah ditangkap dengan beberapa masih menunggu dakwaan resmi.

Media local melaporkan, hingga saat ini, 140 dakwaan telah diajukan terhadap 230 orang, yang sebagian besar adalah warga Palestina, termasuk anak di bawah umur.

Mereka dituduh menyerang petugas polisi, membahayakan nyawa warga di jalanan, berdemonstrasi, melempar batu, dan membakar.

‘Tidak ingin kami pulang’

Di Yafa, Bashar Ali, seorang mahasiswa berusia 25 tahun, termasuk di antara 1.550 yang ditangkap selama dua minggu terakhir.

Baca juga: Ibu & 4 Saudaranya Tewas dalam Konflik Palestina-Israel, Bocah 4 Tahun hingga Kini Belum Mau Bicara

Dia bersama sekelompok pengunjuk rasa yang dipukuli dan ditembaki gas air mata setelah memprotes pemboman Israel dan pengepungan yang berlanjut di Gaza pada 11 Mei.

"Itu adalah aksi protes damai sekitar 250 orang," kata Ali. Beberapa dari kami bekerja untuk mengumpulkan dana bagi mereka yang terluka di Yerusalem dan Gaza.

Setelah berkumpul selama hampir dua jam di salah satu taman komunitas Yafa, pengunjuk rasa mulai pulang sekitar pukul 18.30, tetapi polisi memblokir jalan-jalan utama.

“Mereka tidak ingin kami pulang. Beberapa petugas polisi mulai menyerang kami, saya melihat mereka memukuli seorang pria tua dan seorang wanita muda,” kenang Ali.

"Kami menghadapi mereka dan saat itulah sekelompok polisi bersenjata berkumpul dan menangkap saya bersama dengan beberapa orang lainnya," tambahnya.

Ali dibebaskan keesokan harinya, tetapi sekarang menjalani tahanan rumah selama satu bulan. Dia saat ini berada di Kokab, sebuah desa di al-Jalil (Galilea), di mana, menurut dia, enam orang ditangkap dari rumah mereka dalam semalam.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini