Kota San Jose, yang memiliki populasi lebih dari satu juta, terletak sekitar 67 kmd tenggara San Francisco dan berada di jantung Silicon Valley.
Baca juga: Penembakan di New York Times Square, Bocah 4 Tahun dan Dua Warga Lainnya Terluka
Wilayah ini adalah pusat teknologi utama dan rumah bagi Apple, Facebook, dan Google, di antara banyak perusahaan teknologi lainnya.
Penembakan massal hari Rabu kemarin adalah yang terbaru dari apa yang telah menjadi kejadian umum di Amerika Serikat.
Baru saja akhir pekan lalu, setidaknya 12 orang tewas dalam penembakan massal di seluruh negeri.
Selama empat minggu di bulan Maret dan April, tercatat tiga penembakan yang melibatkan korban massal.
Pada 16 Maret, delapan orang tewas, termasuk enam wanita keturunan Asia, di sebuah spa di kawasan Atlanta.
Baca juga: Penembakan di Supermarket New York, Polisi Tahan Pria yang Diyakini Menembak 3 Orang
Kurang dari seminggu kemudian, 10 orang tewas dalam penembakan di supermarket di Colorado, dan beberapa minggu setelah itu, delapan orang tewas di fasilitas FedEx di Indianapolis.
Hampir 40.000 orang Amerika meninggal setiap tahun karena senjata, dengan setengah dari jumlah itu adalah bunuh diri.
Legislator AS secara teratur berjanji, tetapi terus-menerus gagal, untuk meloloskan reformasi hukum senjata yang berarti.
Setelah penembakan di Indianapolis bulan lalu, Presiden Joe Biden menyatakan, “Ini harus diakhiri. Ini memalukan secara nasional ”sebelum meminta Kongres untuk melarang senjata serbu dan magasin amunisi berkapasitas besar.
Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan, staf presiden memantau situasi insiden penembakan kemarin. “Simpati kami bagi para korban dan keluarganya,” ujarnya. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)