TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer internasional selama 24 jam terakhir.
Berita dimulai dari kisah seorang pria yang menjadi satu-satunya penumpang di dalam pesawat.
Ia membagikan pengalaman uniknya tersebut dari sekian penerbangan yang pernah dilakoninya.
Sementara itu, mantan presiden AS, Donald Trump kembali angkat bicara mengenai teori asal-usul Covid-19.
Ia yang dulunya mendukung teori bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium di Wuhan, kini menjadi ragu.
Berikut daftar berita populer internasional selengkapnya, dirangkum Tribunnews.com:
Baca juga: Uni Eropa Larang Maskapai Belarusia Lintasi Eropa Buntut Pengalihan Pesawat dan Penahanan Jurnalis
1. Kisah Pria yang jadi Satu-satunya Penumpang Pesawat
Seorang pria yang membeli tiket penerbangan ekonomi seharga 18.000 rupee atau Rp 3M5 juta menjadi satu-satunya penumpang dalam penerbangan Emirates dari Mumbai ke Dubai pada 19 Mei 2021.
Bhavesh Javeri (40) menikmati penerbangan eksklusif dengan pesawat Boeing 777 yang berkapasitas 360 penumpang itu.
"Saya masuk ke dalam pesawat dan semua pramugari bertepuk tangan untuk menyambut saya di pesawat," kata Bhavesh Javeri kepada The Times Of India (TOI) dari kantornya di Dubai.
Sebelumnya, Bhavesh Javeri telah terbang lebih dari 240 penerbangan untuk rute Mumbai dan Dubai.
Namun, pengalaman terbangnya kali ini berbeda dari yang lain.
"Saya telah terbang begitu banyak, tapi ini adalah penerbangan terbaik yang pernah ada," katanya.
Saat penerbangan itu, Bhavesh Javeri bersenang-senang mengobrol dengan kru serta kapten pilot.
Ia juga ditawari tur ke seluruh bagian pesawat.
Karena dirinya satu-satunya penumpang dalam pesawat ini, Bhavesh Javeri meminta tempat duduk nomor 18, yang merupakan nomor keberuntungannya.
Saat memberikan instruksi, kru pesawat pun langsung menyebut namanya.
Baca juga: Pasangan India Menikah di dalam Pesawat agar Terbebas dari Prokes, Dihadiri 161 Tamu dan Berdesakan
Baca juga: Jurnalis di Belarusia Ditangkap setelah Pesawat yang Dinaikinya Diminta Mendarat di Bandara Lain
2. China Peringatkan Australia
Hubungan China dan Australia mendadak panas.
Militer China mengancam menyerang Australia dengan rudal.
China melalui media pemerintahnya mengancam bakal menjadikan Australia "target rudal balistik" jika ikut campur masalah Taiwan.
"Negeri Kanguru" diejek "lemah" dan "tidak signifikan".
Ini menjadi babak baru ketegangan dua negara sejak isu perang dagang hingga asal usul virus corona.
Global Times, harian yang kerap dianggap corong partai komunis untuk urusan luar negeri, memberikan peringatan kepada pemerintah Australia.
China mengancam akan memasukkan Australia ke jalur tembak jika terlibat dalam segala urusan berkaitan dengan Taiwan.
Ancaman itu muncul setelah Canberra berlatih bersama AS, Perancis, dan Jepang di kawasan Laut China Timur.
Latihan empat negara, salah satunya mempraktikan penyerangan amfibi, nyatanya membuat marah China.
"Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) bahkan tidak perlu mengamati latihan tersebut karena tak signifikan secara militer," koar Global Times.
Baca juga: Korut Larang Penggunaan Obat dari China Setelah Ada Pejabatnya yang Meninggal Dunia
Baca juga: Australia Berlakukan Kembali Pembatasan di Melbourne untuk Cegah Wabah Baru
3. Keraguan Trump soal Covid-19
Asal usul Covid-19 tengah menjadi perhatian dunia, setelah belum lama ini muncul teori bahwa virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan kembali dibicarakan.
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump, yang semula dikenal sebagai pendukung teori tersebut angkat bicara.
Berbicara kepada Dan Bongino dari Fox Nation, Trump kini ragu virus corona berasal dari laboratorium.
Mengutip Forbes, dengan nada bercanda, Trump mengatakan bahwa tuan rumah tidak perlu lagi menggunakan kata "berpotensi" ketika menyinggung soal teori tersebut.
Baca juga: Soal Senjata Nuklir Korea Utara, Biden Peringatkan Takkan Beri Pengakuan Internasional seperti Trump
"Saya pikir Anda bisa mengeluarkan kata 'potensi' yang berasal dari laboratorium," kata Trump kepada Bongino.
Trump menanggapi saat Bongino merujuk artikel dari Wall Street Journal, yang diterbitkan pada Jumat (21/5/2021) yang merinci soal laporan intelijen AS.
Laporan tersebut menemukan beberapa peneliti dari Institut Virologi Wuhan, China, dirawat di rumah sakit karena penyakit mirip Covid pada November 2019, beberapa minggu sebelum kasus virus corona pertama yang dikonfirmasi.
Komentar dari Trump muncul setelah 18 ilmuwan terkemuka menerbitkan surat di Science awal bulan ini yang menyerukan untuk menyelidiki lebih lanjut asal-usul Covid-19, yang menyatakan teori tentang kebocoran laboratorium tetap "dapat dilakukan."
Laporan baru tersebut menguatkan dan menambahkan detail baru ke lembar fakta Departemen Luar Negeri yang dikeluarkan Pemerintahan Trump pada Januari.
Dijelaskan bahwa peneliti China jatuh sakit pada musim gugur 2019, tetapi tidak menyebutkan bahwa mereka telah dirawat di rumah sakit.
Berita populer lainnya hari ini
(Tribunnews.com)