News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Israel Serang Jalur Gaza

Pakta Perdamaian Oslo Harus Jadi Pengingat Dalam Mewujudkan Perdamaian Israel-Palestina

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua PA GMNI Ahmad Basarah dalam webiner Silahturahmi kebangsaan dan koordinasi bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang diselenggakan bersama oleh FAKC di Kahmi Center.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Bantuan kemanusiaan yang akan di koordinasikan oleh Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC) untuk Palestina murni berdasarkan prinsip kemanusiaan bukan atas dasar sentimen agama tertentu. 

Hal demikian terungkap dalam webiner Silahturahmi kebangsaan dan koordinasi bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang diselenggakan bersama oleh FAKC di Kahmi Center.

Webiner itu menampilan pembicara lengkap dari tokoh2 puncak FAKC yakni, Ahmad Basarah (ketua PA GMNI), M.Hanif Dakhiri (sekjend IKA PMII), Hermawi Taslim (ketua FORKOMA PMKRI), Sahat Sinaga (sekjend PNPS GMKI) dan tuan rumah Viva Yoga Maulani (ketua Presidium KAHMI).

Baca juga: HNW: Urusan Palestina Adalah Amanat Pembukaan UUD NRI 1945

Pada kesempatan itu, Ahmad Basarah yang juga adalah Wakil Ketua MPR RI, menegaskan bahwa keberpihakan Indonesia terhadap Palestina Merdeka telah menjadi bagian dari sejarah yang secara konsisten di perjuangkan terus oleh ketujuh Presiden Indonesia mulai dari Soekarno sampai Jokowi.

"Bahwa bagi Indonesia, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina adalah perintah kostitusi yang secara jelas tertuang dalam alinea pertama pembukaan UUD 45 : bahwa sesungguhya kemerdekaan adalah hak semua bangsa .....," kata Basarah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/5/2021).                    

Sementara, Ketua Forkoma PMKRI Hermawi Taslim mengatakan  pentingnya gencatan senjata permanen agar tidak ada lagi korban jiwa khususnya dikalangan perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa.

Taslim menekankan perlunya semua pihak untuk kembali ke semangat pakta perdamaian Oslo yang telah ditanda tangani tanggal 20 Agustus 1993 didepan Presiden Palestina Yaser Arafat dan PM Israel Yitzak Rabin tentang peta jalan baru perdamaian dengan prinsip dua negara Palestina dan Israel. 

"Semangat dua negara ini penting sebagai pintu masuk perundingan , saling mengakui keberaaan masing-masing sebagai negara merdeka," ucap Taslim.

Baca juga: Irlandia Jadi Negara UE Pertama yang Sebut Israel Lakukan Pencaplokan Wilayah Palestina

Dan lebih penting lagi, lanjut Taslim, pakta perdamaian Oslo itu juga sudah diratifikasi oleh Amerika Serikat sebagai satu di antara aktor kunci dalam upaya perdamaian tersebut.

Taslim melihat prospek perdamaian ke depan akan lebih terbuka terutama setelah beberapa negara lain ikut memberi dukungan terhadap pakta perdamaian Oslo seperti Mesir, Arab saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini