News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kata Palestina Soal Calon Perdana Menteri Baru Israel: Tidak Berbeda, Mereka Semua Jahat

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Palestina menghadiri pemakaman jurnalis Youssef Abu Hussein yang bekerja untuk radio Al-Aqsa yang terkait dengan Hamas yang tewas ketika serangan Israel menghantam rumahnya di utara Kota Gaza, reporter pertama yang tewas selama putaran kekerasan saat ini, pada 19 Mei 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah detik-detik lengsernya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, warga Palestina menyuarakan penolakan perubahan pemerintahan negara Yahudi itu.

Dilansir Arab News, warga di Gaza dan Tepi Barat sebagian besar menolak perubahan tersebut, Kamis (3/6/2021). 

Menurut mereka, pemimpin nasionalis yang akan menggantikan Netanyahu kemungkinan akan melakukan hal yang sama kepada Palestina.

Diketahui eks pejabat organisasi pemukim utama Israel di Tepi Barat sekaligus politikus terkemuka, Naftali Bennett digadang-gadang akan menjadi pemimpin baru Israel.

Dia berkoalisi dengan pemimpin oposisi, Yair Lapid dari Partai Yesh Atid dan memiliki kesepakatan pembagian waktu jabatan Perdana Menteri.

Baca juga: Profil Naftali Bennett, Digadang-gadang sebagai Calon Perdana Menteri Israel Gantikan Netanyahu

Baca juga: Palestina Tolak Koalisi Anti-Netanyahu di Israel: Tak Ada Bedanya

Presiden AS Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Haaretz/Mark Israel Salem)

"Tidak ada perbedaan antara satu pemimpin Israel dan yang lain," kata pegawai pemerintah di Gaza, Ahmed Rezik (29).

"Mereka baik atau buruk bagi bangsa mereka."

"Dan ketika itu datang kepada kami, mereka semua jahat, dan mereka semua menolak untuk memberikan hak dan tanah mereka kepada orang-orang Palestina," ujarnya.

Perwakilan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Bassem Al-Salhi mengatakan bahwa Bennet tidak kalah ekstrem dari Netanyahu.

"Dia akan memastikan untuk mengungkapkan betapa ekstremnya dia di pemerintahan," kata Bassem Al-Salhi.

Menurut Al Jazeera, Bennett merupakan pendukung kuat pencaplokan wilayah Tepi Barat yang direbut dan diduduki Israel dalam perang 1967. 

Namun belakangan, Bennett tampaknya mengusulkan kelanjutan status quo, dengan beberapa pelonggaran kondisi bagi warga Palestina.

Hal senada diungkapkan Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza.

Menurut Hamas, perubahan pemerintahan Israel tidak akan mengubah pendudukannya di Palestina.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini