Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LOUGHBOROUGH - Pandemi virus corona (Covid-19) yang menimbulkan begitu banyak dampak buruk bagi dunia, kini telah mendorong berbagai pihak untuk terus berinovasi menciptakan karya di bidang kesehatan.
Dikutip dari laman Sustainability Times, Jumat (18/6/2021), salah satu perusahaan rintisan (startup) yang berbasis di Inggris pun siap bergerak maju dengan memperkenalkan perangkat medis yang merupakan gamechanger potensial bagi negara berkembang.
Lima ventilator oksigen yang diberi nama ShiVent itu telah dirancang dan sedang dalam perjalanan dari negara itu ke Lagos, Nigeria, setelah uji coba yang sukses di Pusat Latihan Nasional untuk Kedokteran Olahraga dan Universitas Loughborough serta Rumah Sakit Leicester Royal Infirmary.
Sementara batch lain dari ventilator ShiVent ini dikirimkan ke Pune, India.
Baca juga: Philips Tarik Kembali Produk Ventilator dan Alat Pernapasan Karena Berisiko Masalah Kesehatan
Perlu diketahui, yang membedakan ventilator ini dengan yang lainnya adalah bahwa alat ini lebih mudah dirancang dan digunakan.
Terutama di daerah terpencil atau di wilayah yang kekurangan tenaga medis profesional yang sangat terlatih.
Ventilator ini juga menggunakan lebih sedikit oksigen medis dan tidak memerlukan listrik apapun untuk memberi daya.
"ShiVent dirancang untuk daerah yang kekurangan sumber daya di mana ventilator mekanis langka dan mahal, dengan pasokan listrik yang tidak dapat diandalkan dan pengetahuan spesialis yang terbatas," kata seorang warga Nigeria yang menerima gelar doktor di bidang Arsitektur Bangunan dan Teknik Sipil di Loughborough, Dr. Yusuf Bilesanmi.
Ia bekerja dengan tim yang terdiri dari lima orang, termasuk diantaranya dua orang di Center for Renewable Energy Systems Technology (CREST) yang membantu merancang dan menguji perangkat ini.
Menyebut Nigeria sebagai contoh, Bilesanmi mencatat ada sedikitnya 288 ventilator mekanik yang melayani hampir 200 juta orang.
Lagos menggunakan sekitar 400 silinder oksigen dalam sehari dengan 15 liter O2 per menit, namun ShiVent hanya memerlukan sepertiga dari volume tersebut, tergantung pada kondisi pasien.
Pilihan untuk menggunakan lebih sedikit oksigen sangat penting bagi Nigeria, karena negara tersebut merupakan salah satu negara yang diidentifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai negara yang memiliki lonjakan permintaan namun tidak didukung sumber daya yang memadai.