News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peringatan Israel pada Dunia soal Presiden Baru Iran Ebrahim Raisi, Sebut sebagai Penjagal Teheran

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ebrahim Raisi, tokoh konservatif Iran tampil di kampanye kepresidenan 2017. Raisi gagal mengalahkan Hassan Rouhani, yang akhirnya tepriulih sebagai Presiden ke-7 Republik Islam Iran.

TRIBUNNEWS.COM - Israel menentang terpilihnya Ebrahim Raisi sebagai presiden baru Iran dan memperingatkan dunia soal hal ini.

Ebrahim Raisi dinyatakan sebagai presiden Iran terpilih pada Sabtu (19/6/2021).

Raisi akan dilantik pada Agustus mendatang.

Diketahui Raisi merupakan hakim tertinggi Iran dan terkenal dengan pandangan ultra-konservatif.

Dia pernah dijatuhi sanksi dari Amerika Serikat terkait eksekusi tahanan politik.

Baca juga: Analisis Pengamat soal Israel Tuding Indonesia, Malaysia, dan Brunei Bohong Terkait Serangan Gaza

Baca juga: Israel Sebut Ebrahim Raisi Ekstremis, Yakin Presiden Baru Iran Itu akan Tingkatkan Program Nuklir

Setelah dinyatakan menang pemilu, Raisi menyatakan janjinya untuk memperkuat kepercayaan kepada pemerintah dan menjadi pemimpin bagi bangsa.

Foto selebaran ini dibagikan oleh Klub Jurnalis Muda Iran (YJC) menunjukkan kandidat presiden Iran Ebrahim Raisi, selama debat ketiga yang disiarkan televisi menjelang pemilihan 18 Juni, di studio televisi Negara Iran di Teheran pada 12 Juni 2021. (MORTEZA FAKHRI NEZHAD / YJC NEWS AGENCY / AFP)

"Saya akan membentuk pemerintahan yang bekerja keras, revolusioner dan anti korupsi," katanya seperti dikutip media pemerintah.

Namun, kabar ini dibalas kritikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, melalui utasnya di Twitter.

Dilansir BBC, Haiat menyebut Raisi sebagai presiden Iran paling ekstrem dan "penjagal Teheran". 

"Dia adalah tokoh ekstremis, yang berkomitmen pada program nuklir militer Iran yang berkembang pesat," tulis Haiat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat melalui utasnya di Twitter menyebut Presiden baru Iran Ebrahim Raisi sebagai presiden Iran paling ekstrem dan "penjagal Teheran". (Tangkap Layar Twitter @LiorHaiat)

Iran di Israel telah lama bersitegang, meskipun sejauh ini kedua pihak saling menahan diri untuk menghindari pecahnya konflik.

Salah satu hal yang menjadi keprihatinan Israel adalah aktivitas nuklir Iran.

Terkait hal ini, Iran berkali-kali menyalahkan Israel soal kasus kematian ilmuwan nuklir terkemuka pada 2020 lalu hingga serangan kepada salah satu pabrik pengayaan uranium.

Israel, menurut laporan BBC, tidak percaya Iran mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.

Hasil pemilu Iran ini juga turut disesalkan AS.

Baca juga: PROFIL Ebrahim Raisi, Presiden Baru Iran, Seorang Hakim Agung, Dituduh Terlibat Eksekusi Massal 1988

Baca juga: Jubir FDA: 1 Juta Dosis Vaksin Virus Corona Telah Diimpor ke Iran

Rasio pemilih dalam pemilu Iran tahun ini adalah yang terendah, di bawah 50 persen dibanding tahun 2017 sebanyak 70 persen pemilih aktif.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengenakan masker saat memberikan suaranya pada 18 Juni 2021, pada hari pemilihan presiden republik Islam itu. (Atta KENARE / AFP)

Masyarakat Iran menghindari pemilihan karena percaya pemilu itu sudah direkayasa untuk memenangkan Raisi, sekutu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Dalam utas Twitter-nya, Lior Haiat menyebut Raisi sebagai "penjagal Teheran", mengacu pada eksekusi massal ribuan tahanan politik pada 1988.

Raisi adalah salah satu dari empat hakim, yang dikenal sebagai "komite kematian", yang diduga menghukum mati sekitar 5.000 pria dan wanita, kata Amnesty International.

Namun dalam cuitannya, Haiat mengatakan lebih dari 30.000 orang tewas, jumlah yang juga dirujuk oleh kelompok hak asasi manusia Iran.

Disambut Baik oleh Rusia hingga Hamas

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik kemenangan Ebrahim Raisi.

Putin menyoroti hubungan baiknya dengan negara Syiah ini.

Para pemimpin Suriah, Irak, Turki, dan UEA juga mengirimkan pesan dukungan dan ucapan selamat.

Seorang juru bicara Hamas mengatakan bahwa dia berharap "kemajuan dan kemakmuran" di Iran.

Baca juga: Dirjen Kemenlu Abdul Kadir: Jokowi Enggan Berhubungan dengan Israel Sampai Palestina Merdeka

Baca juga: Israel Berencana Kirim 1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer yang akan Kedaluwarsa ke Palestina

Namun, kelompok hak asasi manusia mengatakan Raisi harus diselidiki karena kekejamannya.

"Sebagai kepala peradilan represif Iran, Raisi mengawasi beberapa kejahatan paling keji dalam sejarah Iran baru-baru ini, yang pantas diselidiki dan dipertanggungjawabkan daripada pemilihan jabatan tinggi," kata Michael Page dari Human Rights Watch.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita lainnya seputar Iran

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini