News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosok Ebrahim Raisi, Presiden Baru Iran, Dipandang Israel sebagai Ekstremis

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto selebaran ini dibagikan oleh Klub Jurnalis Muda Iran (YJC) menunjukkan kandidat presiden Iran Ebrahim Raisi, selama debat ketiga yang disiarkan televisi menjelang pemilihan 18 Juni, di studio televisi Negara Iran di Teheran pada 12 Juni 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Iran baru saja menggelar pemilihan presiden pada Jumat (18/6/2021) untuk menggantikan Hassan Rouhani yang telah menjabat selama dua periode berturut-turut.

Sehari setelahnya, Ebrahim Raisi dinyatakan keluar sebagai pemenang, mengalahkan tiga lawannya yaitu Abdolnaser Hemmati, Mohsen Rezaei, dan Amir Hossein Ghazizadeh Hashemi.

Kemenangan Ebrahim Raisi telah diprediksi sebelumnya.

Selain unggul di jajak pendapat, pemilu kali ini bahkan dianggap sebagai pemilu yang dirancang khusus untuk memenangkan Raisi, BBC melaporkan.

Banyak orang menghindari pemilihan, karena percaya pemilu itu direkayasa untuk mendukung Raisi, yang merupakan sekutu setia Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Foto selebaran ini dibagikan oleh Klub Jurnalis Muda Iran (YJC) menunjukkan kandidat presiden Iran Ebrahim Raisi, selama debat ketiga yang disiarkan televisi menjelang pemilihan 18 Juni, di studio televisi Negara Iran di Teheran pada 12 Juni 2021. (MORTEZA FAKHRI NEZHAD / YJC NEWS AGENCY / AFP)

Baca juga: Peringatan Israel pada Dunia soal Presiden Baru Iran Ebrahim Raisi, Sebut sebagai Penjagal Teheran

Baca juga: Analisis Pengamat soal Israel Tuding Indonesia, Malaysia, dan Brunei Bohong Terkait Serangan Gaza

Lantas, seperti apa sosok Ebrahim Raisi?

Simak profilnya dilansir Al Jazeera.

Ebrahim Raisi, yang saat ini menjabat sebagai hakim agung Iran, menikmati dukungan luas dari politisi faksi konservatif dan garis keras.

Ia juga telah menduduki puncak jajak pendapat dengan selisih yang besar.

Seperti Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, Raisi mengenakan sorban hitam, menunjukkan bahwa dia adalah seorang sayyid – keturunan Nabi Muhammad.

Ulama berusia 60 tahun itu juga dipandang sebagai kandidat yang paling mungkin untuk menggantikan Khamenei yang berusia 82 tahun ketika dia meninggal.

Poin itu diangkat oleh lawan dalam debat presiden yang disiarkan televisi sebagai sesuatu yang mungkin membuatnya meninggalkan kursi kepresidenan jika dia memenangkannya.

Presiden Hassan Rouhani (kiri) mengambil bagian dalam konferensi pers dengan Presiden terpilih Ebrahim Raisi (kanan) selama kunjungannya untuk memberi selamat kepada ulama ultrakonservatif itu karena memenangkan pemilihan presiden. Ebrahim Raisi dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden Iran pada hari Sabtu, hasil yang diantisipasi secara luas setelah banyak politisi kelas berat dilarang mencalonkan diri. (STRINGER / Iranian Presidency / AFP)

Raisi dibesarkan di timur laut kota Mashhad, sebuah pusat keagamaan penting bagi Muslim Syiah di mana Imam Reza, imam Syiah kedelapan, dimakamkan.

Dia mengikuti seminari di Qom dan belajar di bawah bimbingan beberapa ulama terkemuka Iran.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini