Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Latihan anti unjuk rasa dan anti terorisme kepolisian Jepang beserta satuan lainnya Selasa ini (22/6/2021) berlangsung cukup seru.
Dasumsi serangan terhadap VIP dan terorisme di tempat kompetisi, sebanyak lebih dari 500 orang polisi, termasuk anggota pasukan khusus MTF Departemen Kepolisian Metropolitan, berpartisipasi dalam pelatihan yang diadakan di Koto-ku, Tokyo, disaksikan pers.
Mereka menjaga VIP, menekan teroris, dan menekan penonton massa dalam latihan tersebut.
Dari jumlah tersebut, penjagaan VIP didasarkan pada asumsi bahwa VIP dari luar negeri yang tiba di tempat kompetisi dengan mobil ditembak oleh seseorang.
Saat terdengar suara tembakan, sekitar 10 SP (Special Police) dari pihak kepolisian yang bertugas menjaga dengan cepat menangkap pelaku dan mengevakuasinya ke dalam mobil sambil mengepung orang penting tersebut dan memastikan keselamatan.
Selain itu, dalam pelatihan pengendalian teroris, unit khusus yang dilengkapi dengan senapan mesin ringan menanggapi dengan asumsi bahwa bus rute yang berjalan di Tokyo dibajak oleh sepasang pria.
Di luar negeri, keamanan relatif lemah dan ada kasus bus yang digunakan oleh masyarakat umum menjadi sasaran terorisme.
Setelah membujuk penjahat, anggota bergegas masuk ke mobil menggunakan peluru flash, memeriksa serangkaian langkah untuk mengamankan kepribadian pelaku.
Pada pertemuan lima pihak termasuk Komite Penyelenggara dan IOC (Komite Olimpiade Internasional) yang diadakan pada tanggal 21 Juni, jumlah maksimum penonton Olimpiade Tokyo harus 10.000 di semua tempat dalam 50% dari kapasitas, mana yang lebih kecil.
Menanggapi hal ini, Departemen Kepolisian Metropolitan akan merumuskan rencana keamanan konkret di dalam dan di sekitar tempat kompetisi dan mempersiapkan pasukan yang sebenarnya menjaga keamanan Olimpiade dengan jumlah sedikitnya 10.000 orang plus keamanan swasta nasional juga ikut dikerahkan.
Menanggapi situasi yang tidak biasa bahwa perlakuan terhadap penonton akan diputuskan saat pembukaan Olimpiade Tokyo mendekati bulan depan, Departemen Kepolisian Metropolitan sibuk dengan persiapan seperti merumuskan rencana keamanan sejalan dengan keputusan dengan cepat.
Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo akan diadakan di 43 tempat kompetisi, terutama di Tokyo, dan tim pendukung dari Departemen Kepolisian Metropolitan dan polisi dari seluruh tempat di Jepang akan berada dalam skala terbesar yang pernah ada untuk menjaga tempat tersebut dan sekitarnya.
Dari jumlah tersebut, Departemen Kepolisian Metropolitan merespons dengan menggunakan senjata api untuk mempersiapkan situasi seperti terorisme, "ERT = unit tanggap darurat" dan "WRT = respons awal ke wilayah pesisir" dengan menaiki perahu pribadi di wilayah pesisir ke tempat tempat kompetisi berada. Pasukan khusus seperti "Unit" akan disiagakan untuk meningkatkan kewaspadaan baik dari darat maupun laut dan udara.