News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

90 Persen Kasus Baru Covid-19 di Uni Eropa akan Didominasi Varian Delta

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pejalan kaki berjalan melewati papan informasi elektronik yang menampilkan informasi Covid-19 terkait dengan 'variant of concern' di area tersebut, di Blackburn, barat laut Inggris pada 16 Juni 2021.

TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Badan Pengendalian Penyakit memperkirakan Covid-19 Varian Delta yang sangat menular akan mendominasi 90 persen kasus baru Virus Corona di Uni Eropa.

Sementara Carian Alpha yang pertama kali ditemukan di Inggris adalah jenis dominan yang sekarang beredar di Uni Eropa.

Varian ini diperkirakan akan berubah dengan cepat.

Demikian kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) Andrea Amon seperti dilansir AFP dan Channel News Asia, Kamis (24/6/2021).

"Sangat mungkin bahwa varian Delta akan menyebar luas selama musim panas, terutama di antara individu yang lebih muda yang tidak jadi target vaksinasi," ujar direktur pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), Andrea Amon dalam sebuah pernyataan.

Varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, lebih menular daripada jenis-jenis virus corona lainnya.

Baca juga: Varian Delta Bisa Menular Hanya dengan Berpapasan? Pakar: Masih Perlu Penelitian Ilmiah

Ia menambahkan bahwa pada akhir Agustus 2021 ini Varian Delta akan mendominasi 90 persen kasus baru di Uni Eropa.

Peringatan  itu datang ketika Rusia memperingatkan lonjakan "ledakan" kasus infeksi yang telah diperburuk oleh rendahnya tingkat penyerapan vaksin.

Inggris juga telah menyaksikan varian Delta menjadi dominan.

Tetapi Inggris dilindungi oleh program vaksinasi yang sukses, dengan 82,5 persen orang dewasa telah menerimanya setidaknya satu dosis dan 60 persen sepenuhnya dilindungi.

"Sangat penting untuk maju dalam program kampanye vaksin dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk menghentikan penyebaran varian dan mengurangi dampak kesehatannya,” kata ECDC.

Hingga saat ini, sekitar 30 persen dari usia 80 tahunan dan 40 persen dari usia 60-an tahun di Uni Eropa masih belum sepenuhnya divaksinasi, data pusat menunjukkan.

"Pada tahap ini menjadi penting bahwa dosis vaksinasi kedua diberikan ... untuk mempercepat laju di mana individu yang rentan menjadi terlindungi," kata Amon.

ECDC memperkirakan bahwa varian Delta (B16172), adalah 40 hingga 60 persen lebih menular daripada varian Alpha (B117).

"Sayangnya, data awal menunjukkan bahwa itu juga dapat menginfeksi individu yang hanya menerima satu dosis vaksin yang tersedia saat ini," kata Amon.

"Kabar baiknya adalah bahwa setelah menerima dua dosis dari salah satu vaksin yang tersedia saat ini memberikan perlindungan tinggi," tambahnya.

Di Inggris, rawat inap dan jumlah pasien menggunakan ventilator mekanik telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Ada 250 orang yang membutuhkan bantuan pernapasan oksogen pada 22 Juni, lebih dari dua kali lipat jumlahnya dari sebulan sebelumnya, data Layanan Kesehatan Nasional menunjukkan.

ECDC juga mendesak negara-negara untuk berhati-hati tentang rencana pelonggaran pembatasan yang bertujuan membatasi penyebaran, terutama selama bulan-bulan musim panas.

Setiap relaksasi "dapat menyebabkan peningkatan kasus harian yang cepat dan signifikan di semua kelompok usia.”

Peningkatan ini pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan "rawat inap, dan kematian, berpotensi mencapai tingkat yang sama pada musim gugur 2020, jika tidak ada ukuran tambahan yang diambil," katanya.

Sejak pertama kali ditemukan di India pada akhir tahun lalu, varian Delta telah dilaporkan di 85 negara menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada pertengahan Juni, munculnya varian Delta di Inggris mendorong Perdana Menteri Boris Johnson untuk menunda pelonggaran aturan pembatasan virus yang direncanakan di Inggris.

Portugal juga baru-baru ini melihat peningkatan kasus dan pada hari Selasa melaporkan bahwa lebih dari setengah kasus baru di Lisbon berasal dari varian Delta. (AFP/Channel News Asia). 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini