TRIBUNNEWS - Varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India berpotensi menjadi lebih mematikan daripada virus corona yang berasal dari Wuhan.
Varian Delta disebut lebih cepat menular dan membuat pasien menjadi sakit parah.
Hal ini diungkapkan Dr. Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan World Health Organization (WHO).
Menurutnya varian Delta menjadi varian paling dominan di seluruh dunia.
Varian Delta yang sangat menular adalah jenis virus corona tercepat dan terkuat yang pernah ada dan akan mengambil orang yang paling rentan, terutama di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah.
Baca juga: Soal Varian Delta Plus, Ahli Paru India Bantah Bisa Picu Gelombang ke-3, Kini Ditemukan di 9 Negara
Baca juga: India Laporkan Temuan Varian Baru Covid-19 Delta Plus
“Varian Delta ini lebih cepat, lebih bugar daripada varian sebelumnya, dan oleh karena itu jika ada orang yang dibiarkan tanpa vaksinasi, mereka tetap berada pada risik tertinggi,” kata Ryan.
Bahkan WHO melabeli varian Delta sebagai varian yang menjadi perhatian bulan lalu.
Sebuah varian dapat diberi label sebagai 'perhatian' jika terbukti lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin.
"Varian Delta sekarang menggantikan Alpha, varian yang sangat menular yang melanda Eropa dan kemudian AS awal tahun ini," ujar Dr. Paul Offit, Direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia dikutip Tribunnews dari CNBC News, Kamis (24/6/2021).
Maria Van Kerkhove, Pejabat Teknis WHO untuk Covid-19 mengungkapkan varian Delta kini telah menyebar ke 92 negara.
Varian ini membuat setidaknya 10% dari semua kasus baru di Amerika Serikat.
Baca juga: Penjelasan Terkait Varian Delta dan Gejalanya, Disebut Lebih Menular dari Covid-19 di Awal Pandemi
Baca juga: Virus Corona Varian Delta Disebut Lebih Menular dan Berbahaya Dibandingkan Alpha
Inggris baru-baru ini melihat varian Delta menjadi strain dominan di sana, melampaui varian Alpha yang pertama kali terdeteksi disana.
Varian Delta sekarang membuat lebih dari 60% kasus baru di Inggris
Ia mengatakan ada laporan bahwa varian delta juga menyebabkan gejala yang lebih parah, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi kesimpulan tersebut.