News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Penelitian di AS: Obat Disfungsi Ereksi Laris di Masa Pandemi Covid-19

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bersepeda terlalu lama bisa sebabkan disfungsi ereksi.

TRIBUNNEWS.COM - Penelitian baru menemukan ada lonjakan penjualan obat disfungsi ereksi (DE) terutama tadalafil, yang dipasarkan sebagai Cialis, di Amerika Serikat selama setahun terakhir.

"Kami melihat lonjakan besar dalam penjualan obat disfungsi ereksi penggunaan sehari-hari, yang menunjukkan bahwa beberapa orang melakukan hubungan seks spontan lebih dari sebelumnya - dengan pasangan mereka di rumah, mereka ingin selalu siap," kata penulis studi senior Dr Benjamin Davies, seorang profesor urologi di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

Timnya membandingkan penjualan obat DE sebelum Maret 2020 dan selama bulan-bulan awal pandemi, Maret hingga Desember 2020.

Untuk memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi penjualan obat - seperti akses ke apotek - penulis penelitian juga menganalisis penjualan obat urologi lainnya, yang tidak berubah dalam beberapa bulan setelah pandemi diumumkan.

Ada penurunan singkat dalam penjualan obat DE pada bulan Maret dan April 2020. Tetapi penjualan obat-obatan terus meningkat sejak saat itu, menurut temuan yang diuraikan dalam surat penelitian di Journal of Internal Medicine pada Jumat (25/6).

Baca juga: Penyebab Disfungsi Ereksi dan Cara Mengatasinya secara Alami

Para peneliti menemukan, secara khusus, penjualan Cialis hampir dua kali lipat antara Februari dan Desember 2020. Cialis adalah obat yang bekerja lebih lama yang diminum setiap hari untuk membantu aktivitas seksual yang lebih spontan.

"Perubahan dalam penjualan obat disfungsi ereksi dapat menunjukkan masalah penting dan menunjukkan masalah dalam kesejahteraan umum masyarakat," kata Davies dalam rilis berita universitas. "Kehidupan seksual orang berkontribusi pada tatanan psikososial masyarakat,” katanya.

Davies juga memimpin Program Onkologi Urologi di Pusat Kanker Hillman, yang merupakan bagian dari Pusat Medis Universitas Pittsburgh.

Laporan dari Cleveland Clinic pertengahan April lalu menyebutkan tiga faktor yang berpotensi menyebabkan DE pada pria yang pernah terinfeksi virus Corona:

Pertama, efek vascular.

Baca juga: Mengatasi Disfungsi Ereksi Tanpa Obat Kuat, Apa yang Mesti Dilakukan?

Fungsi ereksi merupakan prediktor penyakit jantung, sehingga bisa diketahui sistem vaskuler dan sistem reproduksi saling berhubungan.

Covid-19 dapat menyebabkan hiperinflamasi di seluruh tubuh, terutama di jantung dan otot di sekitarnya.

Pasokan darah ke penis bisa tersumbat atau menyempit akibat kondisi pembuluh darah baru atau yang memburuk akibat virus ini.

Kedua, dampak psikologis.

Aktivitas seksual erat kaitannya dengan kesehatan mental. Stres, kecemasan, dan depresi yang disebabkan oleh virus dan pandemi dapat dikaitkan dengan disfungsi seksual dan suasana hati yang buruk.

 Ketiga, penurunan kesehatan secara keseluruhan.

Baca juga: Jangan Abai, Ketahui 3 Gejala Gangguan pada Prostat yang Dapat Mempengaruhi Ereksi dan Ejakulasi

DE biasanya merupakan gejala dari masalah kesehatan tertentu. Pria dengan kesehatan yang buruk berisiko lebih besar terkena DE dan juga memiliki reaksi parah terhadap Covid-19.

"Disfungsi ereksi bisa menjadi penanda kesehatan secara keseluruhan," jelas ahli urologi Ryan Berglund, MD.

“Jadi khususnya bagi orang muda dan sehat yang tiba-tiba mengalami disfungsi ereksi, dan terutama setelah Covid-19, ini bisa menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius sedang terjadi,” katanya.

Selain itu, peneliti melihat perlu diperhatikan potensi kerusakan testis yang bagi pria penyintas Covid-19, meskipun masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kerusakan itu permanen, sementara, atau dapat memengaruhi kesuburan.

Usia juga merupakan aspek penting untuk dipertimbangkan, karena merupakan faktor risiko untuk mengembangkan DE dan kasus Covid-19 yang parah.

Baca juga: Benarkah Terlalu Sering Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi? Ini Jawabannya

“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa mungkin ada efek kardiovaskular dan efek medis lain yang muncul dari Covid-19, tetapi jawabannya adalah terlalu dini untuk mengatakan apa sebenarnya semua efek jangka panjangnya,” kata Dr. Berglund. (Tribunnews.com/UPI/Healthday/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini