TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Permohonan banding seorang wanita Jepang, yang dijuluki “Black Widow” ditolak Hakim Mahkamah Agung Jepang, Selasa (29/6).
Wanita lanjut usia itu, Chisako Kakehi (74) telah dihukum mati karena membunuh suaminya dan dua kekasihnya yang berusia di atas 70 tahun. Di antara pembunuhan itu, ia menggunakan sianida.
Atas perbuatannya, pengadilan di Jepang tahun 2017 menjatuhkan hukuman mati dengan cara digantung terhadap Chisako Kakehi atas pembunuhan tiga pria, termasuk seorang suami, dan percobaan pembunuhan terhadap pria tua lainnya.
Dan dua tahun lalu, pengadilan tinggi menolak banding dari pembunuh berantai ini.
Semua pembunuhan dan percobaan pembunuhan terjadi antara tahun 2007 dan 2013. Ia membunuh kekasihnya dengan obat kapsul yang telah dicampur dengan sianida.
Baca juga: Banding Wanita Black Widow yang Bunuh Suami dan Dua Pacarnya Demi Harta Ditolak Hakim
Baca juga: Penjelasan Ahli Forensik Tentang Reaksi Tubuh Saat Terpapar Kalium Sianida dan Gejalanya
Kasus ini sangat viral dan menggemparkan Jepang saat itu. Bahkan kalangan media menganalogikan wanita ini dengan laba-laba yang meracuni pasangannya setelah hubungan intim mereka.
Lalu siapa wanita “Black Widow” ini? Bagaimana wanita ini melakukan aksinya?
Suratkabar The Straits Times melaporkan, Chisako Kakehi terlahir sebagai Chisako Yamamoto pada 28 November 1946. Ia tumbuh dalam keluarga kelas menengah di Kota Kitakyushu, Fukuoka, tempat ayahnya bekerja di pabrik baja.
Dia dilaporkan memiliki nilai sekolah yang bagus. Sayangnya ia ia harus mengubur mimpinya untuk kuliah lantaran ayahnya yang sangat konvensional dan tradisional menganggap seorang perempuan tak pantas mempunyai tendidikan tinggi.
Chisako muda bekerja sebagai teller bank dari tahun 1965. Namun ia berhenti pada tahun 1969 ketika dia menikah dengan suami pertamanya, dengan siapa dia memiliki dua anak.
Baca juga: Bocah 10 Tahun Tewas karena Sate Beracun, Ini Pertolongan Pertama Jika Konsumsi Sianida Menurut Ahli
Baca juga: Praktisi Hukum Sebut Kasus Sate Sianida Bukan Pembunuhan Berencana, Begini Penjelasannya
Suaminya bekerja sebagai seorang sopir truk yang berbasis di Osaka. Belakangan suaminya menjadi pengusaha sukses dengan perusahaan garmenya. Di perusahaan inilah Chisako muda mengenal sianida, yang digunakan dalam pembuatan garmen printing.
Suaminya meninggal tahun 1994, dalam usia 54 tahun, tepat pada malam dia keluar dari rumah sakit setelah sembuh dari serangan jantung.
Chisako Kakehi mencoba untuk mempertahankan perusahaannya, tetapi ia bangkrut pada tahun 2003.
Satu tahun kemudian, dia menikah dengan penduduk asli Gunma yang menjadi manajer di grosir farmasi. Suaminya pun meninggal karena stroke pada tahun 2006, dalam usia 69 tahun.