Sementara itu, Al-Hammadi membantah semua tuduhan dan mengancam akan mogok makan jika Houthi menolak untuk membebaskannya.
Aktivis yang mengunjunginya di penjara pada Mei mengatakan bahwa Al-Hammadi mengaku dihukum Houthi karena menolak memata-matai.
Dilansir Middle East Eye, Human Right Watch melaporkan bahwa pejabat Houthi memaksa Al-Hammadi menandatangani dokumen sambil ditutup matanya selama interogasi.
Houthi menawarkan kebebasan jika dia mau membantu menjebak musuh dengan 'seks dan narkoba', menurut laporan kelompok hak asasi ini.
Laporan juga mengatakan bahwa model ini diancam dengan tes keperawanan pada Mei.
Wakil Direktur Human Rights Watch Timur Tengah, Michael Page mengatakan Al-Hammadi menghadapi pengadilan yang tidak adil.
Menurutnya, Houthi telah mencegah pengacaranya melihat dokumen kasus.
Jadi Model di Lingkungan Konservatif
Baca juga: Arab Saudi Tawarkan Rencana Gencatan Senjata kepada Militan Houthi Yaman
Baca juga: Koalisi Saudi Luncurkan Serangan Udara di Ibu Kota yang Dikuasai Militan Houthi Yaman
Al-Hammadi, yang tampil di beberapa acara TV tahun lalu, mengatakan impian masa kecilnya adalah menjadi model atau pramugari.
"Ambisi saya adalah meninggalkan negara ini dan menjadi model internasional," katanya tahun lalu.
Namun pilihan kariernya, yang tidak umum di Yaman, telah memicu kemarahan.
"Beberapa kendala yang saya hadapi adalah saya hidup dalam masyarakat yang konservatif, serta adat dan tradisinya," ujarnya kepada Manasati30, pada Oktober 2020.
Seorang teman Al-Hammadi sebelumnya mengatakan kepada MEE bahwa dia diculik karena pekerjaannya.
"Houthi menganggap bekerja sebagai aktris dan model adalah haram, jadi wajar saja mereka menahan orang yang berpikiran terbuka," kata teman Al-Hammadi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)