News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta-fakta Pembunuhan Presiden Haiti, Diserang Sekelompok Tentara Bayaran Tengah Malam di Rumahnya

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam file foto ini diambil pada 22 Oktober 2019 Presiden Jovenel Moise duduk di Istana Kepresidenan saat wawancara dengan AFP di Port-au-Prince, 22 Oktober 2019. Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh pada 7 Juli 2021, di rumahnya oleh seorang komando, Perdana Menteri sementara Claude Joseph mengumumkan. Joseph mengatakan dia sekarang bertanggung jawab atas negara.

TRIBUNNEWS.COM, HAITI - Rakyat Haiti, sebuah negara di Karibia, berduka.

Presiden Haiti, Jovenel Moise tewas dibunuh dalam serangan bersenjata di rumahnya pada Rabu, 7 Juli 2021 malam waktu setempat.

Sekelompok orang tak dikenal menyerang kediaman pribadi Moise.

Berikut fakta-faktanya seperti dirangkum Tribunnews.com, Kamis (8/7/2021) dari berbagai sumber:

4 Pelaku Tewas

Kepala polisi Haiti mengatakan 4 terduga pelaku tewas ditembak sementara dua lainnya ditangkap dalam baku tembak.

Tiga petugas pun sempat disandera pelaku.

Duta Besar Haiti untuk Amerika Serikat (AS) Bocchlt Edmond menyebut pelaku yang membunuh Presiden Haiti Jovenel Moise adalah tentara bayaran 'profesional'.

Pelaku menyamar sebagai pasukan agen Drug Enforcement Administration AS.

Pihak berwenang masih terus menginvestigasi pembunuhan Presiden Haiti.

Baca juga: Profil Jovenel Moïse, Presiden Haiti yang Tewas Terbunuh di Kediaman Pribadinya

Kondisi Ibu Negara

Sementara itu, Ibu Negara Martine Moise pun tertembak dalam serangan ini.

Istri Moise, Martine, dalam kondisi stabil tetapi kritis dan sedang dipindahkan ke Miami untuk perawatan, kata Edmond di Washington.

Haiti telah meminta bantuan pemerintah AS untuk penyelidikan.

Para pembunuh lain bisa saja melarikan diri melalui perbatasan darat ke Republik Dominika atau melalui laut.

Peralihan kekuasaan

Perdana Menteri sementara Haiti Claude Joseph kini memegang tanggung jawab atas negara di Karibia tersebut.

Joseph mendesak masyarakat untuk tetap tenang sambil menyatakan bahwa polisi dan tentara akan memastikan keamanan rakyat.

Selama setahun terakhir, Moise mengeklaim bakal tetap menjadi presiden hingga 7 Februari 2022.

Namun klaim tersebut yang ditolak oleh oposisi dan menyatakan bahwa masa jabatan Moise sudah berakhir pada Februari tahun ini.

Pernah disuruh mundur

Di sisi lain, seruan terhadap agar Moise mengundurkan diri dari jabatannya semakin menguat selama setahun terakhir.

Pembunuhan Moise berisiko semakin mengacaukan negara tersebut sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Setelah pembunuhan Moise, Haiti mengumumkan keadaan darurat yang akan berlangsung selama 15 hari di seluruh negeri.

Pengumuman tersebut menyebutkan, informasi awal menunjukkan bahwa pembunuhan Moise dilakukan oleh orang asing.

Dalam pemberitahuan lain, dewan menteri Haiti mengumumkan hari berkabung nasional mulai Kamis (8/7/2021) hingga 22 Juli.

Pembunuh Moise masih diburu

Al Jazeera melaporkan, pihak berwenang masih memburu para pembunuh Moise.

Nagara tetangga Haiti, Republik Dominika, langsung menutup perbatasan daratnya setelah mendengar adanya serangan itu.

Pejabat Haiti meminta bantuan internasional untuk mencari penyerang yang mungkin telah melarikan diri melalui laut.

Haiti, negara termiskin di Benua Amerika, sudah berada dalam situasi politik yang genting sebelum pembunuhan itu.

Kini, negara tersebut dikhawatirkan menjadi semakin tidak stabil dan semakin kacau.

Reaksi sejumlah negara

Gedung Putih menggambarkan serangan itu sebagai kejadian “mengerikan dan tragis."

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS siap membantu Haiti pada saat dibutuhkan.

"Ini adalah kejahatan yang mengerikan dan kami sangat menyesal atas semua yang menderita kehilangan (orang-orang Haiti) dan banyak dari mereka yang bangun pagi ini dan mendengar berita ini," kata Psaki dalam wawancara yang dijadwalkan sebelumnya dengan CNN.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan belasungkawa dalam sebuah pernyataan di Twitter.

"Kami berharap Ibu Negara segera pulih, dan berdiri bersama dengan sekutu kami Haiti di masa sulit ini," tulis Tsai.

Haiti adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang mempertahankan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, yang diklaim China sebagai miliknya.

Presiden Kolombia Ivan Duque meminta Organisasi Negara-negara Amerika untuk mengirim misi mendesak ke Haiti untuk melindungi demokrasi.

"Kami menolak pembunuhan keji Presiden Haiti Jovenel Moise. Ini adalah tindakan pengecut penuh kebiadaban terhadap seluruh rakyat Haiti," katanya melansie Reuters.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan: "Saya terkejut dan sedih atas kematian Presiden Moise."

"Belasungkawa kami bersama keluarganya dan orang-orang Haiti. Ini adalah tindakan yang menjijikkan dan saya menyerukan ketenangan saat ini."

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com/Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini