Kremlin mengumumkan pengusiran terhadap dua jurnalis Jerman sebagai tindakan balasan terhadap Berlin. Baru-baru ini, Berlin telah memerintahkan dua pegawai di lembaga penyiaran Rusia, Channel One, untuk meninggalkan Jerman.
Perintah pengusiran yang dikeluarkan pada hari Rabu (27/11) merupakan respons terbaru dari serangkaian tindakan saling balas yang membuat para jurnalis keluar dari Rusia setelah kehilangan akreditasinya.
Biro Deutsche Welle (DW) Moskow ditutup tak lama sebelum Moskow melancarkan invasi ke Kyiv pada Februari 2022. Saat itu, Jerman melarang stasiun televisi pemerintah Rusia, RT, karena dituduh menyebarkan kebohongan dan propaganda.
Lembaga penyiaran publik Jerman, ARD, pada hari Rabu (27/11) membenarkan kalau pegawai mereka yang bekerja sebagai koresponden dan juru kamera telah mendapat pemberitahuan untuk meninggalkan Rusia paling lambat 16 Desember 2024.
ARD menyebut pengusiran itu "menandai titik terendah terbaru dalam hubungan dengan Rusia” karena "tekanan terhadap jurnalis Barat terus meningkat.”
"Kami harus menghadapi intimidasi dan gangguan selama hampir tiga tahun belakangan ketika meliput dari Rusia,” kata ARD dalam sebuah pernyataan.
Rusia klaim tindakannya adalah cara yang baik
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, "kami harus mengambil tindakan pembalasan terhadap jurnalis kantor berita ARD biro Moskow.”
Zakharova mengatakan Moskow akan mempertimbangkan perbaruan akreditasi terhadap dua jurnalis ARD tersebut, dengan syarat Berlin mengizinkan Channel One dibuka kembali.
Jerman tolak klaim Moskow, jurnalis Rusia tak punya izin tinggal resmi
Klaim penutupan kantor Channel One milik Rusia dibantah keras oleh Jerman. Selain itu, pihak Berlin akan mengajukan keberatan atas perintah pengusiran itu dengan "cara yang paling keras.”
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman pada hari Rabu (27/11) menyebut, "pemerintah federal tidak menutup kantor penyiaran tersebut (Channel One),” dan menambahkan kalau jurnalis Rusia bebas untuk berkegiatan di Jerman.
Terkait masalah keabsahan izin tinggal dan izin kerja, juru bicara pemerintah Jerman Steffen Hebestreit berpendapat, "jika Anda tidak memenuhi persyaratan hukum kependudukan maka tidak ada gunanya bekerja sebagai jurnalis.”
Pada hari Rabu (27/11), koresponden Channel One, Ivan Blagoi, mengatakan kalau dirinya dan juru kamera telah diberitahu kalau mereka harus meninggalkan Jerman pada pertengahan Desember 2024, dan mengeklaim kalau pihak berwenang mengatakan "keputusan itu dimotivasi oleh kepentingan keamanan Republik Federal Jerman.”
Selain itu, Blagoi juga menyatakan kalau pemberitahuan pengusirannya itu datang "sesaat” setelah siaran laporannya menyangkut seorang warga negara Jerman yang ditahan oleh badan intelijen Rusia atas tuduhan sabotase. Namun, dia mengakui, memang juru kameranya telah berulang kali mengalami masalah soal visa beberapa waktu lalu.
Kementerian Luar Negeri Jerman pada hari Rabu (27/11) mengecam perlakuan Rusia terhadap jurnalis dalam dan luar negeri. Pasalnya, Moskow kini mengharuskan jurnalis dari negara-negara yang "tidak bersahabat” untuk memperbarui akreditasi pers mereka tiap tiga bulan, bukan tiap tahun.
Saat kebanyakan jurnalis Rusia berakhir dengan kematian dan dipenjara, reporter Barat cenderung diusir, atau, misalnya di kasus jurnalis Wall Street Journal Evan Gershkovich, ditangkap atas tuduhan spionase dan dipenjara.
Gershkovich semula ditangkap oleh petugas intelijen Rusia pada Maret 2023 dan divonis pidana penjara kurungan lebih dari 16 tahun. Akhirnya, dia dibebaskan dalam pertukaran tahanan yang melibatkan Rusia dan AS pada 1 Agustus 2024 lalu.
mh/ha (AFP, dpa)