TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Oratmangun mengungkapkan berbagai cara dan kebijakan yang diterapkan Negeri Tirai Bambu saat awal Covid-19 merebak di kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Djauhari mengungkapkan, langkah pertama yang dilakukan pemerintah Tiongkok saat itu adalah melakukan metode full response.
Metode ini berarti pemerintah langsung memberlakukan lockdown terhadap Wuhan, yang pada Januari 2020 menjadi episentrum penyebaran Covid-19.
"Pemerintah Tiongkok itu menerapkan full response, yang berarti segera me-lockdown kota Wuhan yang berpenduduk 10-11 juta dan provinsi Hubei," ujar Djauhari dalam webinar yang tayang channel YouTube Gelora TV, Selasa (13/7/2021).
Baca juga: Penjelasan Terkait Varian Delta dan Perbedaannya dengan Virus Corona yang Menyebar di Wuhan
Pemerintah Tiongkok segera me-lockdown Wuhan karena awal Covid-19 merebak sudah mendekati tahun baru Imlek.
"Kenapa segera di-lockdown, karena pada saat itu masa liburan menjelang Tahun Baru China dan libur akhir semester juga. Jadi langsung di-lockdown," ujar Djauhari.
Setelah menerapkan lockdown di Kota Wuhan, pemerintah Tiongkok segera meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19.
Saat itu pemerintah Tiongkok segera membangun 16 rumah sakit sementara untuk pasien Covid-19 di Kota Wuhan.
Juga membangun dua rumah sakit baru dengan kapasitas tempat tidur mencapai 2.600 dalam waktu dua minggu.
"Kemudian membangun 16 rumah sakit sementara di Wuhan, dengan kapasitas kurang lebih 13 ribu. Lalu kemudian membangun dua rumah sakit baru dalam waktu yang sangat singkat, kurang lebih dua minggu dengan kapasitas 2.600 tempat tidur," ujar Djauhari.