Perebutan kekuasaan
Jovenel Moise menjabat sebagai presiden sejak 2017 di tengah meningkatnya kekerasan geng yang telah menggusur ribuan orang di seluruh Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince, dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam beberapa bulan terakhir, negara itu telah diguncang oleh protes besar di mana warga Haiti mendesak Moise untuk mundur, dengan mengatakan masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Februari.
Tapi Moise bersikeras masa kepresidenannya berakhir tahun depan.
Kematiannya telah melemparkan Haiti, yang menderita kemiskinan ke dalam ketidakstabilan politik yang meningkat.
Pada Jumat, sekelompok legislator mengumumkan bahwa mereka telah mengakui Joseph Lambert, kepala Senat Haiti yang dibubarkan, sebagai presiden sementara dalam tantangan langsung kepada pemerintah sementara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Claude Joseph.
Mereka juga mengakui sebagai perdana menteri Ariel Henry, yang dipilih Moise untuk menggantikan Joseph sehari sebelum dia dibunuh tetapi belum menjabat atau membentuk pemerintahan.
"Setelah pembunuhan presiden, saya menjadi otoritas tertinggi, legal dan reguler karena ada dekrit yang mencalonkan saya," kata Henry kepada kantor berita Reuters dalam wawancara telepon Jumat malam.
Joseph, yang mengambil alih kepemimpinan dengan dukungan polisi dan militer, mengatakan dia “tidak tertarik pada perebutan kekuasaan”.
"Hanya ada satu cara orang bisa menjadi presiden di Haiti. Dan itu melalui pemilu," katanya
Berita lain terkati Presiden Haiti
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)