TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin senior Taliban mengatakan, kelompok tersebut enggan terlibat dalam pertempuran di dalam kota-kota di Afghanistan.
Diketahui, ribuan keluarga kabur meninggalkan rumah karena tidak ingin hidup di bawah kekuasaan Taliban
"Pertempuran dari pegunungan dan gurun telah mencapai pintu kota, Mujahiddin enggan bertempur di dalam kota," kata Amir Khan Muttaqi dalam pesan yang di-tweet oleh juru bicara Taliban pada Selasa (13/7/2021).
Baca juga: POPULER Internasional: Virus Zika Ditemukan di India | Taliban Klaim Kuasai 85% Wilayah Afghanistan
Baca juga: Taliban Bangkit, WNI Diminta Segera Tinggalkan Afghanistan
Kepala Komisi yang mengawasi orang-orang yang tunduk kepada Taliban, Mutaqi menambahkan, lebih baik mencari jalan untuk mencapai kesepakatan yang logis dan mencegah kota mereka rusak.
Melansir Al Jazeera, dalam pernyataan terpisah, Taliban memandang keputusan Turki untuk menempatkan keamanan di Bandara Kabul ketika pasukan AS meninggalkan negara tersebut sebagai tindakan tercela.
Menurut Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Pemerintah, beberapa hari setelah Turki sepakat dengan Washington soal menjamin keamanan di wilayah utara negara itu, Taliban menyebut keputusan itu keliru.
"Pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial kami dan (keputusan itu) bertentangan dengan kepentingan nasional kami," kata Taliban.
Baca juga: Taliban Mengklaim Telah Menguasai 85 Persen Wilayah Afghanistan
Baca juga: Delegasi Pemerintah Afghanistan Bertemu Taliban di Iran
5.600 keluarga pergi dari rumah mereka
Taliban telah mengusir lebih dari 5.600 keluarga dari rumah mereka dalam 15 hari terakhir.
Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Pemerintah menuturkan, kebanyakan dari mereka kini berada di wilayah utara negara itu.
Wilayah ini merupakan benteng tradisional panglima perang sekutu AS dan didominasi etnis minoritas.
Baca juga: Joe Biden Janji Tak akan Kirim Pasukan Lagi ke Afghanistan, Akhiri Misi pada 31 Agustus
Peringatan AS, Rusia, dan China
Sebelumnya, AS, Rusia, China bahkan tetangga Afghanistan, Pakistan memperingatkan Taliban agar tidak mencoba meraih kemenangan militer.
Namun, para pemimpin Taliban tidak mengakui tindakan mereka, bahkan ketika mereka membanggakan keuntungan yang diperoleh dari pertemuan baru-baru ini di Iran dan Rusia.
Pekan lalu, Presiden AS, Joe Biden mendesak para pemimpin Afghanistan untuk menemukan kesepakatan dan mengatakan terserah Afghanistan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade.
Berita lain terkait Taliban
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)