Pendiri layanan pemakaman gratis lainnya di Yangon, yang menolak disebutkan namanya mengatakan telah memanggil sukarelawan karena 18 anggota timnya tidak bisa lagi mengatasinya.
Gambar-gambar dari pemakaman Yay Way juga menunjukkan mayat-mayat sedang antre untuk dikremasi.
Di kota kedua Myanmar, Mandalay, seorang pejabat dari pemakaman Aye Yeik Nyein mengatakan, 63 mayat telah dikremasi di sana pada Selasa (13/7/2021).
Semuanya diduga kasus Covid-19 sementara pemakaman lain menangani kematian karena sebab lain, katanya.
"Kami khawatir, tetapi kami perlu melayani rakyat," kata pejabat itu, Kyaw Soe Win, kepada Reuters melalui telepon.
Kasus virus corona mulai meningkat di Myanmar pada bulan Juni dan telah melonjak dalam dua minggu terakhir, dengan rekor 7.089 infeksi dilaporkan pada Rabu (14/7/2021).
Menurut angka resmi, ada lebih dari 208.000 infeksi dan 4.181 kematian di negara itu sejak awal pandemi.
Petugas kesehatan percaya jumlah kasus jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi karena pengujian gagal setelah militer merebut kekuasaan dari pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
Baca juga: 40 Tentara Myanmar Dilaporkan Tewas dalam Bentrokan dengan Pasukan Anti-Junta
Baca juga: Aung San Suu Kyi, Pemimpin Myanmar yang Digulingkan Sudah Divaksinasi
Seorang juru bicara otoritas militer mengatakan pada Senin (11/7/2021) bahwa mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk mengendalikan pandemi dan mengimbau rakyat Myanmar dan kelompok-kelompok amal untuk bekerja sama.
Sekitar satu dari tiga tes baru-baru ini positif dibandingkan dengan 5% yang dikatakan Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan wabah sedang dikendalikan.
Angka tersebut secara singkat naik di atas 20 persen tahun lalu ketika pemerintah Suu Kyi mengendalikan gelombang kedua infeksi.
"Angka kematian sekarang jauh lebih banyak daripada tahun lalu," kata pekerja sosial berusia 34 tahun, Kyaw Zin Oo, yang mencoba membawa tabung oksigen ke pasien yang menderita.
Banyak petugas medis telah bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil, berhenti bekerja di rumah sakit negara sebagai protes atas kudeta.
Berita lain terkait Virus Corona
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)