News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Varian Delta Menyebar di Lebih 100 Negara dan Sulit Dikendalikan, Bagaimana Jika Belum Vaksin?

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi virus corona

TRIBUNNEWS.COM - Virus corona varian Delta menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus infeksi Covid-19 di tanah air.

Dikutip dari Kompas TV, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengakui bahwa virus corona varian Delta sulit dikendalikan. 

"Saya mohon supaya kita paham, varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," kata Luhut dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI pada Kamis (15/7/2021).

Lebih lanjut Luhut menyebut varian Delta sudah mendominasi Pulau Jawa dan penularannya lebih masif daripada varian Alpha.

Menurut laporan Al Jazeera pada 7 Juli 2021, varian Delta ini telah terdeteksi di lebih dari 100 negara. 

Peta sebaran virus corona varian delta di dunia per 6 Juli 2021. (Tangkap layar Aljazeera) ((Tangkap layar Aljazeera))

Baca juga: Pemerintah Diminta Tidak Melakukan Perubahan PP Nomor 109/2012, Sebaiknya Fokus Tangani Covid-19

Baca juga: 3 Negara Tetangga Indonesia Pecah Rekor Covid-19, Faskes di Vietnam Diambang Kolaps

Varian Delta ditetapkan WHO sebagai variant of concern pada Mei lalu karena menyebabkan tsunami Covid-19 di India.

Mutasi Covid-19 yang juga dikenal sebagai B.1.617.2 ini memang pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.

Per-1 Juni 2021, varian Delta telah menyebar ke 62 negara, dua pekan kemudian ditemukan di 80 negara, dan pada 4 Juli telah menyebar di 104 negara.

Menurut laporan Hackensack Meridian Health pada 14 Juli, sebanyak 50 negara bagian di Amerika Serikat juga telah dimasuki varian ini.

Berikut sejumlah hal yang perlu diketahui tentang varian Delta:

1. Lebih mudah menyebar

Seorang pria berjalan di sepanjang jalan yang sepi di kawasan pusat bisnis Sydney, Senin (28/6), menyusul lockdown selama dua minggu untuk menahan wabah varian Delta yang sangat menular. (AFP)

Dilansir WebMDB, CDC mengatakan bahwa varian Delta lebih mudah menyebar. 

Strain varian Delta ini memiliki mutasi pada protein spike yang menyebabkannya lebih mudah menginfeksi sel manusia.

Artinya, manusia lebih mudah terinfeksi virus ini dan mudah juga menularkannya kepada orang lain.

Bahkan saat ini Delta menjadi varian Covid-19 dominan pada kasus-kasus infeksi di AS.

Baca juga: 545 Dokter Meninggal Akibat Covid-19 di Indonesia

Baca juga: Kasus Covid-19 dalam Negeri Tinggi, 8 Negara Ini Larang Penerbangan dari Indonesia

Para peneliti juga mengatakan bahwa varian ini 50% lebih mudah menular daripada varian Alpha asal Inggris.

Pakar kesehatan memperkirakan bahwa rata-rata orang yang terinfeksi varian Delta menyebarkannya ke tiga atau empat orang lain.

Berbanding jauh dengan Covid-19 asli yang diprediksi dapat menulari satu atau dua orang lain, menurut Yale Medicine.

2. Apa saja gejalanya?

Gejala varian Delta relatif mirip dengan Covid-19 biasanya, termasuk batuk-batuk, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

Namun, data dari ZOE COVID Symptom Study mengatakan, bahwa pasien Covid-19 varian Delta di Inggris melaporkan beberapa gejala yang berbeda.

Pada pasien yang terinfeksi varian ini, gejala batuk dan anosmia atau kehilangan penciuman tampak kurang umum.

3. Seberapa mematikan varian Delta?

Saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian terkait seberapa mematikannya varian Delta.

Namun berdasarkan data rawat inap di Inggris dalam studi yang terbit di The Lancet, penderita Covid-19 varian Delta cenderung dirawat inap, kritis, hingga meninggal dunia.

Hal ini terutama terjadi kepada mereka yang belum divaksinasi.

Baca juga: Dua Atlet di Desa Olimpiade Jepang Terkonfirmasi Covid-19

Baca juga: Survei LSI: 76 Persen Masyarakat Tolak Vaksin Berbayar

4. Vaksinasi mengurangi risiko varian Delta

Warga Sydney mengantri di luar pusat vaksinasi untuk dosis vaksin mereka di Sydney pada 24 Juni 2021, karena sebagian besar penduduk dilarang meninggalkan kota untuk menghentikan penyebaran varian Delta Covid-19 yang sangat menular yang menyebar ke wilayah lain. (SAEED KHAN / AFP)

Yale Medicine melaporkan bahwa orang yang belum menerima vaksinasi sama sekali adalah yang paling berisiko jika terjangkit varian Delta.

Di AS, wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah mengalami lonjakan kasus, terutama di negara bagian Midwest dan Selatan seperti Missouri dan Arkansas.

Anak-anak dan para pemuda yang belum divaksinasi juga termasuk kelompok rentan.

Di Inggris, anak-anak dan orang di bawah 50 tahun yang belum divaksinasi, 2,5 kali lebih berpotensi terinfeksi Delta, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Imperial College London.

5. Bagaimana efektivitas vaksin terhada varian Delta?

Menurut analisis awal dari Public Health England, dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna tampaknya 88% efektif melawan gejala sakit dan 96% efektif melawan rawat inap dengan varian Delta.

Lalu vaksin AstraZeneca 60% efektif melawan penyakit dan 93% efektif melawan rawat inap.

Johnson & Johnson juga melaporkan kemanjuran terhadap varian Delta, yang menurut para peneliti serupa dengan hasil AstraZeneca.

Saat ini, para pembuat vaksin tengah meneliti apakah vaksin dosis ketiga atau booster mampu meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta atau varian Covid-19 yang akan muncul di kemudian hari.

Bahkan Pfizer mengumumkan akan meminta otorisasi FDA untuk dosis ketiga atau booster pada Agustus mendatang.

6. Apa yang perlu dilakukan jika belum divaksinasi?

Menurut Hackensack Meridian Health, ada 5 hal yang bisa dilakukan orang yang belum divaksinasi untuk melindungi diri dari paparan virus. 

- Menggunakan masker yang benar, yakni menutupi hidung dan mulut terutama saat berada di keramaian di dalam ruangan.

- Menjaga jarak dari kerumunan atau orang lain.

- Sering mencuci tangan, baik menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.

- Menghidari kerumunan di dalam ruangan tertutup dan sirkulasi udara yang buruk.

- Selalu memperhatikan tingkat infeksi lokal di sekitar Anda dan menghindari kontak yang tidak perlu dengan orang lain.

Berita terkait Virus Corona

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas TV/Tito Dirhantoro)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini