TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswa asal Indonesia, Indra Rudiansyah menjadi salah satu sosok di balik terciptanya vaksin AstraZeneca yang kini digunakan di tanah air untuk melawan Covid-19.
Sebelumnya viral momen pemimpin tim pengembangan vaksin Oxford/AstraZeneca, Dame Sarah Gilbert mendapat standing ovation dari penonton kejuaraan tenis Wimbledon 2021.
Sebab berkat terciptanya vaksin ini, pertandingan tenis akbar itu dapat digelar.
Ternyata putra bangsa, Indra Rudiansyah menjadi salah satu bagian dari tim penelitian Covid-19 yang dipimpin Sarah Gilbert.
Lalu siapakah sosok Indra Rudiansyah ini?
Baca juga: Hasil Studi: Dua Dosis Vaksin Pfizer atau Astrazeneca Efektif Lawan Varian Delta
Baca juga: Indonesia Kedatangan Total 2,5 Juta Vaksin: 1 Juta Astrazeneca dan 1,5 Juta Moderna
Dilansir Kompas.com, Indra (29) merupakan mahasiswa Universitas Oxford yang tergabung dalam tim Jenner Institute yang dipimpin ilmuwan Inggris, Profesor Sarah Gilbert.
Tim Jenner Institute dan Oxford Vaccine Group bekerja sama menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford sejak 20 Januari 2020.
Kepada Antara London, Indra mengaku bahwa sebenarnya vaksin corona bukan penelitian utamanya untuk thesis, melainkan vaksin malaria.
Namun dia mengaku bangga bisa bergabung dalam tim uji klinis vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Indra bergabung dengan tim karena saat itu lab kekurangan banyak sumber daya manusia.
Sehingga pemimpin penelitian membuka kesempatan bagi mahasiswa yang ingin membantu uji klinis.
Ketika itu kasus Covid-19 mulai menyebar di Inggris, sehingga semua aktivitas perkuliahan ditutup kecuali penelitian terkait virus corona.
Bersama timnya, Indra bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksinasi.
Menurut laporan Kompascom Reporter on Location, Indra menilai proses pengembangan vaksin AstraZeneca termasuk sangat cepat.