News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korban Banjir dan Longsor di India Melonjak Jadi 125 Orang, Lebih 40 Masih Tertimbun Lumpur

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim penyelamat mengevakuasi korban banjir di negara bagian Maharashtra, India.

TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI  - Tim penyelamat di India Sabtu (24/7) berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban akibat tanah longsor, banjir, dan bangunan runtuh yang melanda beberapa wilayah India.

Petugas penyelamat dari semua unsur militer dan masyarakat menyisir lumpur dan puing-puing untuk mencari penyintas, sementara korban dilaporkan telah mencapai 125 orang.

Sejumlah ahli mengatakan, negara bagian Maharashtra dilanda hujan terberat pada Juli dalam empat dekade.

“Hujan deras di berbagai bagian negara bagian yang sering bertepatan dengan air pasang dan juga debit dari bendungan menyebabkan berbagai daerah tergenang sehingga mengakibatkan banjir di beberapa distrik,” kata pernyataan negara bagian itu.

Hujan yang berlangsung beberapa hari telah sangat mempengaruhi kehidupan ratusan ribu orang, sementara sungai-sungai besar terancam meluap.

Baca juga: Tanah Longsor Tewaskan 36 Orang di India, Puluhan Orang Hilang

Baca juga: KESAKSIAN Penumpang Kereta Bawah Tanah Terperangkap Banjir Seleher di China

Seorang pejabat senior Pemerintah Maharashtra mengatakan, di  Taliye, sekitar 180 km tenggara Mumbai, jumlah korban tewas naik menjadi 42 dengan ditemukannya empat mayat lagi dari tanah longsor meratakan sebagian besar rumah di desa itu.

“Sekitar 40 orang masih terjebak. Kemungkinan menyelamatkan mereka hidup-hidup sangat tipis karena mereka telah terperangkap dalam lumpur selama lebih dari 36 jam,” kata pejabat itu, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Sebanyak 68 lainnya hilang setelah hujan lebat melanda pantai barat India, menyebabkan tanah longsor yang mengubur puluhan rumah di Distrik Raigad, selatan Mumbai.

"Empat puluh tiga orang tewas dalam tiga tanah longsor di distrik itu, operasi penyelamatan terus berlanjut,” ujar Sagar Pathak, seorang pejabat manajemen bencana di Raigad, mengatakan kepada AFP, seperti dilansir dari The Straits Times.

Lima puluh tiga orang hilang, katanya, dengan banyak yang dikhawatirkan terperangkap di bawah lapisan lumpur setelah kecelakaan itu.

Baca juga: India Dituduh Pakai Spyware Pegasus Israel ke Pengkritik Pemerintah

Sebelumnya pada hari Jumat (23/7), juru bicara pemerintah negara bagian Anirudha Ashtaputre mengatakan kepada AFP bahwa dua orang lainnya telah meninggal di distrik Satara karena tanah longsor.

Di tempat lain di negara bagian itu, otoritas negara bagian menyebutkan bahwa  hingga 15 orang juga hilang.

Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara berusaha untuk mengevakuasi orang-orang yang terdampar oleh banji.

Tetapi operasi mereka terhambat oleh tanah longsor yang menghalangi jalan, termasuk jalan raya utama antara Mumbai dan Goa.

Ketinggian air naik menjadi 3,5 meter pada hari Kamis lalu di daerah Chiplun, sebuah kota 250 km dari Mumbai. Ini terjadi setelah 24 jam hujan tanpa henti yang menyebabkan Sungai Vashishti meluap dan menenggelamkan jalan dan rumah.

Baca juga: Longsor di Atami Jepang, Satu Warga Asing Hilang, Tak Ada Korban WNI

Kepala menteri negara bagian Maharashtra Uddhav Thackeray mengatakan, pekerja darurat berjuang untuk mencapai lingkungan yang terputus di Chiplun, karena kerusakan jalan dan jembatan di sana.

"Sekitar 90.000 orang diselamatkan dari daerah yang terkena banjir," kata pemerintah Maharashtra dalam sebuah pernyataan, ketika pihak berwenang menyalurkan air dari bendungan yang meluap.

Angkatan Laut mengerahkan tujuh tim penyelamat yang dilengkapi dengan perahu karet, jaket pelampung, dan pelampung ke daerah yang terkena bencana. Mereka dibantu penyelam spesialis dan helikopter untuk mengangkut penduduk yang terdampar.

Departemen Meteorologi India telah mengeluarkan peringatan merah untuk beberapa wilayah di negara bagian itu, yang mengindikasikan bahwa hujan lebat akan berlanjut selama beberapa hari ke depan.

Banjir dan tanah longsor sering terjadi selama musim hujan berbahaya di India antara Juni dan September. Bencana ini sering membuat bangunan dan dinding yang dibangun dengan kualitas rendah menjadi rusak setelah berhari-hari diguyur hujan tanpa henti.

Baca juga: Jerman Kebanjiran, Kanselir Merkel Blusukan ke Daerah Dilanda banjir

Pihak berwenang mengatakan, empat orang tewas sebelum fajar pada hari Jumat kemarin ketika sebuah bangunan runtuh di daerah kumuh Mumbai.

Insiden itu terjadi kurang dari seminggu setelah sedikitnya 34 orang kehilangan nyawa ketika beberapa rumah hancur oleh tembok yang runtuh dan tanah longsor di kota itu.

Ribuan truk terjebak selama lebih dari 24 jam di jalan raya yang menghubungkan Mumbai dengan pusat teknologi selatan Bengaluru, dengan jalan terendam di beberapa tempat.

Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan dia sangat sedih atas terjadinya korban jiwa.

“Situasi di Maharashtra karena hujan lebat sedang dipantau secara ketat dan bantuan diberikan kepada yang terkena dampak,” kata Modi di Twitter pada hari Jumat.

Baca juga: Banjir mematikan di Jerman dan Belgia: Jalan terputus hingga mobil bertumpukan

Pihak otoritas sipil mengatakan, air hujan juga menggenangi kompleks pemurnian air akhir pekan lalu, mengganggu pasokan "di sebagian besar bagian Mumbai", sebuah kota besar berpenduduk 20 juta orang.

Ahli lingkungan India telah memperingatkan bahwa perubahan iklim dan konstruksi sembarangan di wilayah pesisir yang rapuh dapat menyebabkan lebih banyak bencana.

“Hujan yang menerpa Mahabaleshwar adalah peringatan keras terhadap gangguan lagi terhadap Ghats Barat yang rapuh secara ekologis,” kata ekonom lingkungan Devendra Sharma di Twitter merujuk pada jajaran perbukitan di sepanjang pantai barat India. (Tribunnews.com/TST/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini